CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,39   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,24   -0,75%
  • LQ45 871   -4,39   -0,50%
  • ISSI 216   -1,76   -0,80%
  • IDX30 446   -1,80   -0,40%
  • IDXHIDIV20 540   0,25   0,05%
  • IDX80 126   -0,90   -0,71%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 149   -0,33   -0,22%

Optimisme turun, konsumen khawatir pendapatan berkurang enam bulan ke depan


Jumat, 05 April 2019 / 19:29 WIB
Optimisme turun, konsumen khawatir pendapatan berkurang enam bulan ke depan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja merilis optimisme konsumen Maret 2019 mengalami penurunan. IKK Maret 2019 tercatat 124,5, lebih rendah dibanding Februari 2019 yang tercatat 125,1.

Menurut hasil analisis ekonom Asia Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi, penurunan optimisme konsumen tersebut karena responden mengantisipasi kemungkinan menurunnya penghasilan dan berkurangnya lapangan kerja dalam enam bulan ke depan.

"Meskipun mereka menyatakan bahwa saat ini pendapatan mereka membaik," jelas Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Dalam kuartal I-2019 ini, jelas Eric, pendapatan responden membaik. Mungkin ini disebabkan oleh banyaknya stimulus yang diberikan pemerintah. Namun dalam enam bulan ke depan ada kemungkinan responden tidak melihat peningkatan pendapatan.

Berdasarkan proporsi pengeluaran responden, survei BI juga menunjukkan peningkatan alokasi dana yang ditabung. Porsi menabung meningkat dari 19,1% pada bulan sebelumnya menjadi 20,1%.

"Artinya responden memang melakukan antisipasi ke depan jika pendapatan mereka turun atau sulit bekerja," jelas Eric.

Dia juga menambahkan, kelompok pendidikan SMA atau lebih rendah serta yang memiliki pengeluaran di bawah Rp 3 juta mengalami penurunan indeks ekspektasi konsumen (IEK). Penurunan ini terjadi karena mereka memiliki risiko yang besar terhadap kemungkinan turunnya pendapatan serta kehilangan pekerjaan.

Kondisi rentan kehilangan pekerjaan ini terjadi pada kelompok yang memiliki pendapatan tidak tetap seperti pedagang, tukang ojek dan buruh pabrik. Tentunya ini persepsi ini berbeda dengan kelompok pekerja tetap seperti karyawan swasta atau pegawai negeri.

Hasil survei BI justru berbanding terbalik dengan hasil survey Danareksa Research Institute (DRI) yang mencatat kenaikan optimisme konsumen pada Maret 2019. Eric menilai perbedaan ini terjadi karena survei yang dilakukan kedua lembaga tersebut tidak melibatkan responden yang identik.

Kendati berbeda, keduanya menunjukkan adanya penurunan optimisme pada ketersediaan lapangan kerja. Hasil survei BI menunjukkan konsumen pesimistis terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Maret 2019. Terlihat dari indeks ketersediaan lapangan kerja terus mengalami penurunan dan selalu berada di bawah 100.

Pada Januari 2019 indeks tercatat 96,8, kemudian turun pada Februari 2019 menjadi 95,6 dan turun lagi pada bulan ini menjadi 95,2. Angka indeks di bawah 100 menggambarkan sikap pesimistis dari konsumen.

Sedangkan hasil survei DRI menunjukkan presentasi konsumen yang khawatir terhadap kelangkaan kerja meningkat menjadi 42% pada bulan Maret, dari 37,6% pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×