kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Opsi vaksin Covid-19 yang beragam bisa bantu amankan kebutuhan vaksin lebih cepat


Kamis, 25 November 2021 / 04:30 WIB
Opsi vaksin Covid-19 yang beragam bisa bantu amankan kebutuhan vaksin lebih cepat


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kini mempunyai opsi lebih banyak dalam memilih pemasok vaksin Covid-19 dan memenuhi kebutuhan vaksinnya. Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) bagi vaksin Covid-19 bagi merek Covovax.

Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan EUA terhadap sepuluh produk vaksin COVID-19, yaitu Vaksin CoronaVac (Sinovac), Vaksin COVID-19 Bio Farma, Vaksin AstraZeneca, Vaksin Sinopharm, Vaksin Moderna, Vaksin Comirnaty (Pfizer and BioNTech), Vaksin Sputnik-V, Janssen COVID-19 Vaccine, Vaksin Convidecia, dan Vaksin Zifivax. Dus, dengan terbitnya EUA untuk Covovax, maka kini terdapat 11 jenis vaksin Covid-19 yang telah memiliki EUA dan dapat digunakan di Indonesia.

Dalam keterangan tertulis, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, khasiat, dan mutu yang mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19, baik standar nasional maupun internasional, serta evaluasi terhadap pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada fasilitas produksi vaksin Covovax di India.

“Dari hasil evaluasi tersebut, vaksin Covovax dapat digunakan untuk dewasa berusia 18 tahun ke atas dengan dosis 5 g /dosis, diberikan sebanyak dua kali dengan interval pemberian 21 hari,” ujar Penny K. Lukito, dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Baca Juga: Jokowi sebut pengendalian pandemi satu-satunya cara memulihkan ekonomi

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Dr dr Windhu Purnomo mengatakan, opsi penggunaan vaksin yang lebih bisa membantu Indonesia untuk mengamankan kebutuhan vaksin Covid-19 secara lebih cepat. Dengan demikian, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di dalam negeri pun bisa diakselerasi.

“Biasanya kan produsen itu kan juga mempunyai keterbatasan dalam hal kuantitas. Makanya kalau ada banyak pilihan kan artinya kesempatan untuk mendapatkan vaksin itu menjadi lebih besar,” kata Windhu kepada Kontan.co.id, Rabu (24/11).

Senada, Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono juga berpandangan bahwa opsi penggunaan vaksin Covid-19 yang lebih banyak bisa membantu Indonesia mengamankan kebutuhan vaksin Covid-19 di tengah ketatnya pasokan vaksin Covid-19 global.

“Produsen vaksin itu membagi-bagi, tidak mungkin dia memberikan kepada 1 negara saja, karena diawasi juga dengan WHO kalau enggak adil,” ujar Tri kepada Kontan.co.id (24/11).

Windhu menilai, masyarakat menyikapi opsi jenis vaksin Covid-19 yang semakin beragam dengan tidak memilih-milih vaksin yang ingin digunakan, sebab semua vaksin yang sudah memiliki EUA sudah memenuhi syarat keamanan dan efikasi yang ditetapkan oleh BPOM.

“Kita tidak perlu pilih-pilih, kan semua sudah lewat BPOM, dan BPOM menyatakan bahwa semua vaksin yang akan beredar di Indonesia itu harus memenuhi syarat keamanan dan efikasi,” ujar Windhu.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Tri. “Semua kalau sudah diizinkan oleh BPOM atau WHO berarti vaksin itu efikasinya efektif dan efek sampingnya ringan,” tutur Tri.

Respon masyarakat

Sejumlah masyarakat pun menyikapi penerbitan EUA untuk vaksin Covovax secara positif. Rudi Sutiono misalnya, pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai Corporate Secretary sebuah perusahaan terbuka itu berharap penerbitan EUA ini bisa berdampak baik bagi penanganan Covid-19 di dalam negeri.

“Harapannya dapat menurunkan jumlah kasus,” ujar Rudi saat dihubungi Kontan.co.id (24/11).

Rudi sendiri sudah mendapatkan 2 dosis vaksinasi Covid-19. Ia pun mengaku berminat untuk mengikuti program booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 demi meningkatkan imunitas.

Rudi berujar, dirinya tidak memiliki preferensi tertentu dalam memilih jenis vaksin Covid-19 dan mengikuti vaksinasi. “Buat saya, merk apapun tidak masalah,” tuturnya.

Sama seperti Rudi, Lukman Hakim juga sudah mendapatkan 2 dosis vaksinasi Covid-19 dan berminat mengikuti program booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 demi meningkatkan kekebalan tubuh. Lukman pun mengaku tidak memiliki preferensi terhadap jenis vaksin Covid-19 tertentu dalam mengikuti vaksinasi.

“Tidak ada (preferensi), yang tersedia paling cepat saja,” kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id (24/11).

Untuk diketahui, seperti telah diberitakan Kontan.co.id sebelumnya, Per Selasa (23/11), penambahan vaksinasi mencapai 1.603.839 dosis, terdiri dari vaksinasi pertama dan vaksinasi kedua.

Menurut data Satgas Covid-19, angka vaksinasi pertama di Indonesia bertambah 802.927. Dengan penambahan itu, total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 135.417.063. Sementara itu penambahan data vaksinasi kedua sebanyak 800.912, sehingga total jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 90.227.782.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 per 24 November: Ada penambahan vaksinasi 1,65 juta dosis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×