Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan tahap kedua.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bantuan pangan ini akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, khususnya selama tiga bulan ke depan. Selain itu, bantuan pangan ini juga diharapkan dapat membantu mengendalikan harga beras di pasaran.
Disamping itu, pemerintah juga melakukan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar untuk intervensi harga beras.
Menyikapi naiknya harga beras dampak dari adanya El Nino, Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, intervensi yang dilakukan pemerintah dalam bentuk bansos beras yang disalurkan September hingga November bisa mengerem kenaikan harga beras agar tidak makin tinggi.
"Mengacu bansos beras pada Maret-Mei lalu, ternyata harga beras relatif stabil. Naik tapi tipis. Inflasi beras pun rendah. Pada saat yang sama, SPHP terukur tetap bisa dilakukan. Menyasar wilayah-wilayah yang harganya tinggi," kata Khudori kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).
Baca Juga: Pastikan Stok Beras di Bulog Mencukupi, Jokowi Minta Masyarakat Tak Khawatir
Namun, Khudori menilai, upaya SPHP dan bantuan pangan beras belum bisa menekan harga beras di bawah harga eceran tertinggi (HET). Namun harga beras diperkirakan tidak akan melambung tinggi dengan dua upaya tersebut.
"Apakah ini bisa menekan harga beras medium di bawah HET, sepertinya sih tidak. Karena level harga het sudah terlampaui cukup tinggi. Setidaknya harga tidak akan melambung tinggi," jelasnya.
Khudori menambahkan, dalam jangka pendek, pemerintah baik di pusat dan daerah juga perlu mempercepat tanam di wilayah yang masih tersedia air, membantu pompa, dan memberikan bantuan bibit berumur genjah.
Selain itu, penyiapan 500.000 hektare penanaman baru juga harus dikawal dengan baik. Upaya tersebut untuk mengantisipasi apabila El Nino benar-benar berdampak cukup berat, tetap ada produksi.
"Tapi ini semua masih akan bisa dipetik hasilnya November atau Desember nanti. Hasilnya pun blm bisa diperkirakan seperti apa," kata Khudori.
Menurutnya, pemerintah harus memastikan kuota impor 2 juta ton kepada Bulog agar direalisasikan. Khudori mengatakan, jika hal itu bisa dilakukan, harapannya pasokan beras akan lebih memadai.
Pasalnya, pasokan beras saat ini terbatas. Hal itu lantaran musim panen raya (Februari - Mei) sudah lewat.
Pasokan terbatas juga dikarenakan produksi di musim gadu (Juni-September) lebih rendah dari musim panen raya. Sementara itu, mulai Oktober nanti akan mulai masuk musim paceklik yang berarti produksi bisa lebih kecil lagi.
"Ini berlangsung, jika cuaca normal, sampai Januari tahun depan. Tapi karena ada El Nino bisa saja bertambah panjang satu atau dua bulan. Artinya musim paceklik jadi lebih lama. Ini potensial terus mengerek harga gabah dan beras lebih tinggi. Seberapa tinggi? Tergantung sejauh mana intervensi pasar yang dilakukan pemerintah," jelasnya.
Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, pada website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional harga beras kualitas medium naik menjadi Rp 14.100 per kilogram. Adapun di laman Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras medium per 11 September 2023 naik menjadi Rp 12.760 per kilogram.
Seperti diketahui, pemerintah kembali menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan tahap kedua. Presiden Jokowi saat peluncuran bantuan CBP tersebut pada Senin (11/9) di Gudang Bulog Dramaga, Bogor, mengatakan mulai September sebanyak 210.000 ton beras akan disalurkan sampai November.
"Setiap bulan kira-kira 210.000 ton beras dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan ke masyarakat dan itu sudah dimulai. September, Oktober sampai November. Masyarakat jangan sampai terdampak harga beras. Inflasi kita pun masih terjaga di 3,2%," ujar Jokowi.
Jokowi menyatakan bantuan pangan ini akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, khususnya selama tiga bulan ke depan. Selain itu, bantuan pangan ini juga diharapkan dapat membantu mengendalikan harga beras di pasaran.
"Angka 210.000 ton bukan angka sedikit dan ini ditujukan kepada 21,353 juta penerima. Setelah pasar ritel dan Cipinang diguyur beras Bulog, kemudian masyarakat diberi bantuan pangan, ini seperti operasi pasar. Jadi tidak usah khawatir," kata Jokowi.
Baca Juga: Bantuan Pangan Beras Digelontorkan, Bulog Optimistis Harga Beras Akan Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News