kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OCBC NISP menilai pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh program vaksinasi


Senin, 28 Juni 2021 / 21:30 WIB
OCBC NISP menilai pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh program vaksinasi
ILUSTRASI. Warga melintas di depan gedung OCBC NISP Tower Jakarta


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam outlook bulanan yang dirilis oleh OCBC NISP, Head Wealth Management Bank OCBC NISP Juky Mariska menilai, pemulihan global semakin kuat menjelang akhir kuartal II tahun ini. Salah satu faktornya adalah seperti data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan perbaikan setiap bulannya.

Ia juga melihat bahwa kenaikan inflasi AS yang masih menjadi fokus pasar, yang mana inflasi meningkat sebanyak 4,2% secara year on year untuk periode April 2021. Sementara itu, Personal Consumption Expenditure (PCE) yang merupakan acuan inflasi oleh The Fed naik 3,6% secara yoy.

Akan tetapi, Juky melihat bahwa The Fed memandang tingkat inflasi ini hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, tapering diperkirakan belum akan terjadi dalam waktu dekat. Hal tersebut dinilai akan tetap menjaga imbal hasil US Treasury dan mendukung aset berisiko.

Baca Juga: Cak Imin minta pemerintah pusat dan daerah kompak tangani Covid-19

Untuk domestik, ia melihat beberapa sentimen turut mempengaruhi pasar keuangan Indonesia. selain dari kekhawatiran inflasi AS yang meningkat, para pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan seputar kasus Covid-19 yang melonjak di beberapa negara Asia. Di sisi lain, menurutnya volatilitas pada aset kripto juga masih menjadi perhatian.

Juky melihat memasuki bulan Juni, data rilisan ekonomi dalam negeri membaik, seperti data PMI manfaktur yang meningkat menjadi 55,3 untuk periode Mei, dari 54,6 di bulan April. Selain itu, inflasi juga dilaporkan meningkat 1,68% secara yoy pada bulan Mei, dari bulan April yang hanya meningkat 1,42% secara yoy.

Ke depannya, ia melihat bahwa investor akan menantikan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik untuk kuartal II 2021, dibandingkan dengan kuartal I yang terkontraksi 0,74% secara yoy.

Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi masih berada di jalur positif dari -2,19% di kuartal IV 2020. Bank Indonesia (BI) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,1-5,1% untuk tahun ini, dan 5,5-5,5% di tahun 2022.

Juky melihat pertumbuhan ekonomi ini akan didorong oleh program vaksinasi yang akan ditingkatkan, yang mana target satu juta dosis per hari diperkirakan dapat tercapai pada pertengahan Juni.

Selain itu, realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi telah mencapai 24.6% hingga pertengahan Mei 2021.

Untuk pasar saham ia melihat bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) ia melihat bahwa para pelaku pasar masih wait and see terhadap kasus Covid-19 di dalam negeri, terutama dampak setelah libur panjang Lebaran.

Baca Juga: Varian baru merajalela, WHO perbarui panduan strategi tes COVID-19

Ia melihat bahwa adanya potensi penguatan pada IHSG seiring dengan aktivitas ekonomi yang semakin membaik. Adanya penambahan sektor baru, yaitu health care dan technology pada indeks diharapkan akan mendorong kembalinya likuiditas pada IHSG. Ia memperkirakan IHSG berada di rentang 5,900 – 6,300 dalam jangka pendek ke depan.

Untuk pasar obligasi, suku bunga acuan yang rendah akan membuat pasar obligasi Indonesia kian menarik. Ia melihat dari demand investor pada lelang yang dilakukan di akhir Mei yang mana incoming bid mencapai Rp 78 triliun.

Untuk pasar mata uang, ke depannya Juky melihat bahwa rupiah masih berpotensi menguat seiring dengan nilainya yang masih undervalue secara fundamental, dan tentunya didukung oleh ekonomi yang membaik. Di sisa kuartal dua diperdagangkan di level Rp 14.200 – Rp 14.400 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×