Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Tak berniat jadi presiden
Begitu kembali ke Indonesia, selama 20 tahun, Habibie menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT. Setelah itu, ia dipilih MPR menjadi Wakil Presiden menggantikan Try Sutrisno.
Baru pada Mei 1998, ia ditunjuk sebagai Presiden RI. Habibie pernah melontarkan bahwa dirinya tak pernah berniat menjadi Presiden.
Saat itu, tiba-tiba ia ditunjuk menggantikan Presiden Kedua RI Soeharto. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, ini mengaku menjadi Presiden karena ketidaksengajaan.
"Saya tidak pernah tertarik atau ingin menjadi presiden, itu terjadi secara tidak sengaja. Saya harus mengambil alih karena Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujar Habibie mengutip pemberitaan Kompas.com pada 2013.
Baca Juga: Sisi lain BJ Habibie, mengoleksi banyak mobil klasik
Selama 517 hari menjabat sebagai Presiden RI, Habibie hanya fokus mengatasi permasalahan bangsa dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat. Saat itu, ia mengaku beban yang dia emban cukup berat.
Latar pendidikan di Eropa, tiba-tiba harus memimpin pemerintahan yang begitu banyak permasalahan. "Saat itu, saya hanya berpikir mengatasi masalah dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," kata Habibie.
Pada masa awal pemerintahannya, Habibie membebaskan para tahanan politik, membuka keran kebebasan pers, serta memberikan otonomi ke daerah-daerah. Habibie juga menelurkan hingga 113 undang-undang baru per hari, di antaranya penyelenggaraan pemilu pada tahun 1999.
Habibie juga menceritakan saat pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak sebelum ia membacakannya. "Sebelum saya membacakan, mereka mengatakan saya ditolak, bagi saya tidak masalah, buat saya menjadi presiden bukanlah segala-galanya," kata Habibie.
Baca Juga: Ada 44 dokter kepresidenan disiapkan tangani BJ Habibie
Habibie percaya bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat, dan ia menepati janjinya untuk mengembalikan kekuasaan di tangan rakyat dalam pemilu pertama secara demokratis di Indonesia pada tahun 1999 silam. Sampai akhirnya Habibie terpaksa lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka.
Pada masa pemerintahannya, Timor Timur lepas dari NKRI dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Setelah tak lagi menjabat presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap kembali di Jerman.
Kemudian, di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden dan mendirikan Habibie Center.