kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Nilai Tukar Rupiah Telah Terdepresiasi 4,90% Sejak Awal 2022


Kamis, 21 Juli 2022 / 20:18 WIB
Nilai Tukar Rupiah Telah Terdepresiasi 4,90% Sejak Awal 2022
ILUSTRASI. Petugas menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di tempat penukaran uang Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (14/10/2021). Nilai Tukar Rupiah Telah Terdepresiasi 4,90% Sejak Awal 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah saat ini tampak melemah bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah dari awal tahun 2022 hingga 20 Juli 2022 terdepresiasi 4,90% year to date (ytd). 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, memang terdapat tekanan dalam nilai tukar rupiah, seiring ketidakpastian global. Namun, tak hanya Indonesia yang mengalaminya, tetapi negara lain juga mengalami. 

“Nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang meningkat sebagaimana juga dialami oleh mata uang regional lainnya, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” tutur Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Juli, Kamis (21/7) secara daring.

Baca Juga: Melihat Dampak Kebijakan BI Tahan Suku Bunga Acuan Saat The Fed Makin Agresif

Nah, meski nilai tukar rupiah melemah, tetapi pelemahannya ini relatif lebih landai dari depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia yang terdepresiasi 6,41% ytd, India terdepresiasi 7,07% ytd, dan Thailand yang melemah 8,88% ytd. 

Ke depan, Perry mengatakan, BI akan terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya. 

Hal ini sejalan dengan upaya bank sentral dalam mengendalikan inflasi dan stabilitas ekonomi makro. “Pengendalian nilai tukar rupiah akan mengendalikan inflasi dari sisi impor (imported inflation),” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×