Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan barang Indonesia masih mencetak surplus hingga kuartal III-2023.
Adapun pada kuartal III-2023, secara total neraca perdagangan barang Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 7,85 miliar.
Meskipun neraca perdagangan barang mencatat surplus, Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz memprediksi ada potensi neraca transaksi berjalan defisit pada kuartal III-2023.
Dari hitungannya, neraca transaksi berjalan akan mencatat defisit sebesar 0,8% produk domestik bruto (PDB).
Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Kuartal III-2023 Diprediksi Surplus
Ini sebab, terjadi penurunan surplus neraca perdagangan barang dari periode sama tahun sebelumnya dan terjadi kenaikan harga minyak yang mendorong impor.
"Surplus neraca perdagangan kuartal III-2023 lebih kecil dari tahun lalu, harga minyak juga meningkat pada periode ini," terang Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (18/10).
Asal tahu saja, dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan barang kuartal III-2022 sebesar US$ 17,08 miliar, atau jauh lebih tinggi dari surplus kuartal III-2023.
Nah, defisit transaksi berjalan ini kemungkinan berlanjut pada kuartal IV-2023. Dari perhitungan Faiz, defisit transaksi berjalan pada kuartal depan sebesar 0,3% PDB.
Baca Juga: Jika Tekanan Tak Berhenti, Rupiah bisa Mendekati Zona Rp 16.000 per Dolar AS
Defisit transaksi berjalan pada akhir tahun 2023 didorong oleh potensi pelebaran defisit neraca jasa.
"Terkait dengan banyaknya aktivitas ke luar negeri saat periode liburan, jadi ada transaksi outbond (keluar)," tambah Faiz.
Dengan perkembangan tersebut, Faiz pun memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit di sepanjang tahun 2023, dengan besaran defisit sebesar 0,4% PDB.
Sedangkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diyakini akan defisit seiring dengan terbatasnya aliran masuk dana asing di neraca transaksi modal dan finansial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News