Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Momok defisit neraca dagang masih belum terjawab penyelesaiannya. Bahkan defisit neraca dagang diperkirakan akan kembali terjadi pada September 2014.
Kepala Ekonom BII Juniman menghitung, impor mengalami kenaikan pada bulan September. Jika pada Agustus nilai impor sebesar US$ 14,79 miliar, pada bulan September naik menjadi US$ 14,9 miliar.
Sedangkan ekspor, Juniman memprediksi mengalami kenaikan 1,8% dari US$ 14,48 miliar pada bulan Agustus menjadi US$ 14,74 miliar pada bulan September. Dirinya menjelaskan, defisit sebesar US$ 170 juta lebih diakibatkan impor barang konsumsi.
Kekeringan yang melanda Indonesia mengakibatkan bahan makanan produksi dalam negeri tidak mencukupi. "Ini buat impor makanan kita meningkat," ujar Juniman, pekan lalu di Jakarta.
Untuk ekspor sendiri, diakui Juniman, sulit untuk mengalami kenaikan yang tinggi lantaran harga komoditi yang turun dan permintaan global yang turun. Ekspor konsentrat sendiri baru mulai terjadi pada bulan Oktober sehingga untuk mendongkrak neraca dagang September belum bisa dilakukan.
Asal tahu saja, pada bulan Agustus kemarin neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 318,1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News