kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Neraca dagang bulan November 2019 diramal mengalami defisit karena faktor ini


Minggu, 15 Desember 2019 / 16:43 WIB
Neraca dagang bulan November 2019 diramal mengalami defisit karena faktor ini
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/6/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mengalami surplus sebesar 210 juta dolar AS dengan nilai ekspor mencapai 14,74 mil


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia pada November 2019 diprediksi akan mengalami defisit. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan impor pada bulan November 2019 baik dari komoditas minyak dan gas (migas) dan non-migas.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memprediksi neraca dagang pada bulan tersebut akan mengalami defisit sebesar US$ 100 juta.

Baca Juga: Harga minyak bisa naik hingga awal tahun depan, ini penyebabnya

Menurut Yusuf  ada peningkatan nilai impor migas yang merupakan imbas dari kenaikan harga minyak di global. Sementara dari sisi impor non-migas, adanya peningkatan disebabkan meningkatnya aktivitas industri pada bulan November sehingga ada potensi peningkatan impor bahan baku.

"Plus, kami melihat impor akan banyak dilakukan pada bulan November karena biasanya pada Desember banyak tanggal libur," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (15/12).

Meski begitu, Yusuf juga melihat adanya potensi peningkatan ekspor pada bulan November 2019. Hal ini disebabkan adanya peningkatan tipis harga komoditas batubara dan crude palm oil (CPO) Indonesia, sementara ada potensi peningkatan permintaan pada dua komoditas tersebut.

Baca Juga: Hingga November, rata-rata imbal unitlink saham masih berada di zona merah

"Ada potensi peningkatan permintaan batubara dari China menjelang musim dingin dan ada potensi peningkatan ekspor CPO ke India," jelas Yusuf.



TERBARU

[X]
×