kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.464   19,00   0,12%
  • IDX 7.122   15,62   0,22%
  • KOMPAS100 1.037   3,05   0,30%
  • LQ45 808   1,92   0,24%
  • ISSI 224   1,23   0,55%
  • IDX30 422   1,16   0,27%
  • IDXHIDIV20 508   6,18   1,23%
  • IDX80 117   0,36   0,31%
  • IDXV30 122   1,99   1,66%
  • IDXQ30 138   0,44   0,32%

Negara maju lebih stres dari negara berkembang


Rabu, 25 November 2015 / 11:42 WIB
Negara maju lebih stres dari negara berkembang


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. MasterCard melalui indeks kesejahteraan kota-kota di Asia Pasifik melaporkan bahwa masyarakat di negara maju lebih stres dibandingkan orang-orang di negara berkembang. Misalnya, masyarakat yang tinggal di kota-kota berkembang memiliki indeks 65,8 untuk bersikap positif terhadap kesejahteraan dibandingkan masyarakat di kota maju dengan indeks 56,8.

Hasil dari survei 9.000 orang di 33 kota di 17 negara di Asia Pasifik mencatat, Jakarta memiliki indeks 72,1 untuk bersikap positif terhadap tingkat kesejahteraan yang terdiri dari komponen pekerjaan dan keuangan, keamanan dari ancaman, dan kepuasan. Serta kota lainnya yang bersikap positif adalah Delhi dengan indeks 71,7 dan Bangalore dengan indeks 73,2.

Sedangkan, kota yang paling tidak positif terhadap kesejahteraan adalah Dhaka dengan indeks 48,7, diikuti Tokyo dengan indeks 52,1 dan Busan dengan indeks 52,5.

Secara keseluruhan, untuk indeks kesejahteraan menyebutkan masyarakat di kota-kota negara maju merasakan lebih banyak tekanan dan kurang optimis saat berbicara mengenai kesehatan dibandingkan masyarakat di kota-kota negara berkembang.

Georgette Tan Group Head, Communications, Asia Pasifik, MasterCard mengatakan, masyarakat mengasumsikan perkembangan ekonomi mengarah kepada berkurangnya tekanan keuangan, keluarga, dan pekerjaan. “Masyarakat di negara maju lebih merasa di bawah tekanan, baik di tempat kerja maupun di rumah,” katanya, dari paparan yang diterima KONTAN, kemarin.

Lanjutnya, seiring dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara maju memberikan dampak pada prospek pekerjaan. Ambil contoh, masyarakat di negara maju merasa lebih tertekan karena sedikit lapangan kerja yang tersedia. Nah, tekanan pekerjaan dan keuangan tersebut merupakan pemicu dari tekanan keluarga.

Meskipun ada rasa stres, namun masyarakat secara keseluruhan, baik di kota-kota negara berkembang maupun negara maju tetap positif terhadap kesejahteraan mereka saat ini. Kesempatan dan kualitas hidup akan terus meningkat di seluruh kota di Asia Pasifik jika mereka ingin terus tumbuh dan berkembang.

Berikut adalah indeks berdasarkan komponen :

. Kesejahteraan (65,4 di kota-kota negara berkembang VS 51,6 di negara maju)
. Pekerjaan dan keuangan (71,0 di negara berkembang VS 59,4 di kota-kota negara maju)
. Keamanan dari ancaman (57,7 pada kota-kota di negara berkembang VS 56,5 di negara maju)

Adapun, perhitungan skor indeks ini dengan memperhitungkan 0 merepresentasikan respon negatif maksimum, 100 merepresentasikan respon positif maksimum, dan 50 merepresentasikan netralitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×