kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Natal dan Tahun Baru, Luhut: Jangan sampai lengah, presiden sudah wanti-wanti


Selasa, 12 Oktober 2021 / 06:24 WIB
Natal dan Tahun Baru, Luhut: Jangan sampai lengah, presiden sudah wanti-wanti
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menyelenggarakan Konferensi Pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin, (11/10).

“Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, Indonesia mengalami perkembangan pesat dengan kasus konfirmasi harian yang terus turun hingga 98,9 persen pada 15 Juli lalu, menurunnya angka kematian, dan terdongkraknya kecepatan vaksinasi yang ada,” buka Menko Luhut.

Menurutnya, syarat penurunan level PPKM dengan meningkatkan vaksinasi lansia memperlihatkan keberhasilannya.

Sementara itu, lanjut Menko Luhut, pelaksanaan PON Papua memang meningkatkan mobilitas dari berbagai daerah, tetapi tidak menciptakan lonjakan kasus yang besar.

“Adanya SE Satgas No. 17/2021 membantu mencegah terjadinya penyebaran kasus setelah kepulangan kontingen dari seluruh panitia ke daerah asal,” ungkapnya.

Baca Juga: Pengelola resto dan fasilitas publik bisa pasang QR Code PeduliLindungi, ini caranya

Sejauh ini, ada sekitar 83 orang yang terpapar. Walaupun begitu, penyelenggaraan ini dapat dijadikan contoh bagi penyelenggaraan acara besar lainnya ke depannya.

Dalam konteks pembukaan Bali sebagai destinasi pariwisata mancanegara, akan dilakukan secara seksama dan dengan pengawasan yang maksimal.

“Sistem karantina harus clean dan transparan, target vaksin harus dikejar dan Pemerintah akan memperketat persyaratan mulai dari Pre-Departure Requirement hingga On-Arrival Requirement,” tegasnya.

Secara detail, Menko Luhut mengungkapkan beberapa persyaratan sebelum kedatangan bagi pendatang dari luar negeri. Dalam persyaratan ini ditentukan beberapa hal yaitu bila pengunjung berasal dari negara dengan kasus konfirmasi level 1 dan 2 dengan positivity rate <=5 persen.

Hasil negatif tes RT-PCR sampelnya diambil maksimal 3×24 jam sebelum jam keberangkatan. Kemudian, bukti vaksinasi lengkap dengan dosis ke-2 dilakukan setidaknya 14 hari sebelum keberangkatan dan ditulis dalam Bahasa Inggris dan selain bahasa negara asal, asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan min. US$100.000 dan mencakup pembiayaan penanganan Covid-19, bukti konfirmasi pembayaran akomodasi selama di Indonesia dari penyedia akomodasi atau pihak ketiga.

Sedangkan dalam On-Arrival Requirement ditentukan beberapa hal yaitu Mengisi E-HAC via aplikasi Peduli Lindungi. “Kita buat aplikasi ini go internasional,” tegas Menko Luhut.

Selain itu, Menko Luhut juga turut mengingatkan perlunya kesiapan seluruh elemen masyarakat dalam menyambut Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga: 18 Negara diperbolehkan masuk Indonesia, kecuali Singapura

“Kita jangan sampai lengah dan lepas kendali dengan situasi ini, Presiden sudah wanti-wanti agar kita semua tetap menjaga keadaan kondusif,” ungkapnya. Presiden juga meminta agar strategi menghadapi liburan ini segera dituntaskan.

Menambahkan, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto juga menjelaskan pembukaan Kepri sebagai destinasi pariwisata.

“Persyaratannya sesuai tadi yang sudah dijelaskan, dan akan ditambah beberapa tempat Isolasi terpusat nantinya di daerah tersebut, pembukaan pariwisata ini juga akan menjadi contoh bagi daerah lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Sadikin menjelaskan ke depannya beberapa acara besar seperti PON harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

“Tempat tinggal, makanan, PCR Test random, dan Isolasi terpusat akan terus diketatkan,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan secara ilmiah mengenai kasus di Indonesia yang turun dengan drastis salah satunya karena kekebalan yang timbul baik secara alami maupun buatan.

“Bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri kami telah menyiapkan Survei Prevalensi Antibodi Masyarakat Untuk 21.880 sampel di 34 Provinsi seluruh Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia terendah dibanding negara Asia Tenggara lain

Survei ini, menurutnya, akan memberikan gambaran ke depannya mengenai peta penanganan covid-19 sehingga pencegahan akan dilaksanakan dengan lebih maksimal. Bekerja sama dengan Universitas dan WHO, survey ini akan memperlihatkan pula kepada dunia atas kesiapan Indonesia dalam menghadapi Covid-19.

Indonesia juga menempati urutan ke-5 terbanyak yang telah melaksanakan vaksinasi di seluruh dunia. Diharapkan ke depannya penanganan Covid-19 akan lebih maksimal dan Indonesia mampu menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×