kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasabah Koperasi Indosurya tuntut pengembalian dana maksimal lima tahun


Rabu, 10 Juni 2020 / 07:57 WIB
Nasabah Koperasi Indosurya tuntut pengembalian dana maksimal lima tahun
ILUSTRASI. Kantor KSP Indosurya


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta masih menyiapkan skema perdamaian dengan para nasabah. Mereka menuntut pengembalian dana tidak terlalu lama, jelas dan terbuka.

Kuasa Hukum nasabah KSP Indosurya, Agus Wijaya punya klien sekitar 1.000 nasabah. Dari jumlah itu, rata – rata mereka menuntut pembayaran di muka sebesar 20% - 50% dari total simpanan. Sisanya dicicil maksimal selama lima tahun.

“Pembayaran cicilan bunga mungkin agak sulit, jaminan juga tidak mungkin kalau dari harta berwujud. Yang terbaik, ada personal gurantee atau corporate guarantee,” kata Agus, kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bareskrim kejar aset tersangka KSP Indosurya hingga ke luar negeri

Sebelumnya, koperasi menjanjikan skema perdamaian melalui pembayaran cicilan dua hingga 10 tahun berdasarkan jumlah simpanan. Namun, Agus kemungkinan menolak tawaran tersebut jika koperasi tidak bayar uang muka sebesar 20% - 50%.

Sebab, dikhawatirkan terlalu lama karena tidak ada kepastian waktu pembayaran serta jaminan dari koperasi. Sementara itu, minggu lalu, ia juga meminta kepada Bareskrim Polri menahan dua tersangka kasus dugaan penggelapan dana KSP Indousrya.

Kuasa Hukum lain, Hendra Onggowijaya juga menuntut pengembalian dana sebesar 20%-50% di muka, sisanya dicicil maksimal lima tahun. Ia pegang puluhan nasabah dengan nilai simpanan miliaran rupiah, baik individu maupun korporasi.

Dalam hal ini, nasabahnya tidak menginginkan ganti rugi berupa aset. Sebab, setelah dihitung-hitung nilainya tidak sembanding dengan total simpanan nasabah sehingga cenderung merugikan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×