kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nadiem: 30% Sekolah sudah gelar pembelajaran tatap muka


Selasa, 01 Juni 2021 / 05:12 WIB
Nadiem: 30% Sekolah sudah gelar pembelajaran tatap muka
ILUSTRASI. Hingga kini, diperkirakan 30% sekolah di Indonesia telah melaksanakan program pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kini, diperkirakan 30% sekolah di Indonesia telah melaksanakan program pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Angka itu didapat berdasarkan survei yang digelar oleh Kemendikbudristek terkait persiapan sekolah di masa pandemi. 

"Sekarang 30 persen dari sekolah di Indonesia. Perkiraan kita adalah 30% dari sekolah di Indonesia, telah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Senin (31/5/2021). 

Kendati demikian, Nadiem menegaskan bahwa PTM terbatas bukanlah hal yang baru di masa pandemi. Sebab, ia mengungkap ada sekitar 20% sekolah yang sudah lebih dahulu melakukan PTM terbatas sejak Januari dan Februari 2021. 

"Ini bukan hal yang baru. Angka 20% ini sudah ada dari beberapa bulan. Sudah lumayan lama berjalan," ujarnya. 

Baca Juga: Kemendikbudristek: Semua sekolah segera buka opsi pembelajaran tatap muka terbatas

Atas data tersebut, Nadiem mengingatkan bahwa hal ini menjadi harapan agar sekolah tatap muka terbatas dapat lebih dikembangkan dan diperluas ke depannya. 
Angka tersebut, kata dia, juga menjadi penanda bahwa pembelajaran tatap muka terbatas sudah bukan hal yang baru dan bukan lagi tidak bisa dilakukan di masa pandemi. 

"Jadi mohon dipahami, ini bukan hal yang baru. Dan angka ini harus terus naik, kecuali kalau ada peningkatan kasus di daerah mikronya sendiri atau di dalam sekolahnya sendiri," jelasnya. 

Baca Juga: Anggota DPR berharap anggaran Kemendikbudristek 2022 tak dipangkas, ini alasannya

Lebih lanjut, Nadiem juga mengungkapkan alasan beberapa sekolah belum juga melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Salah satu alasan yang paling banyak diungkap dalam survei adalah karena Pemerintah Daerah (Pemda) belum mengizinkan sekolah itu dibuka. 

"Kendala terbesar pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas adalah belum diberikannya izin oleh Pemda/Satgas Covid-19 daerah," terangnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×