Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar masih menjadi tanda tanya.
Beberapa menyebut keputusan mendadak ini berkaitan dengan dugaan keetrlibatanya dalam kasus korupsi minyak goreng.
Merespon hal ini, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Harli Siregar menegaskan hinggi kini belum ada kabar anyar pemanggilan Menteri koordinator Perekonomiantersebut untuk pemeriksaan kasus minyak goreng.
"Kami belum ada info soal ini (Airlangga diperiksa)," kata Harli secara singkat kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).
Baca Juga: Agenda Pleno Partai Golkar: Pilih Pelaksana Tugas Ketum hingga Jadwalkan Munaslub
Meski begitu, pihaknya memastikan akan mengabarkan perkembangan yang ada terkait keberlanjutan kasus ini. Pihaknya memastikan secara proses akan disampaikan secara transparan.
"Kalau ada perkembangan akan kami sampaikan," tambahnya.
Sebelumnya, Airlangga sempat diperiksa semala 12 jam dan dicecar 46 pertanyaan terkait dengan perkembangan kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunanya pada Senin (24/7).
Kala itu, Airlangga masih menjabat sebagai Ketum Golkar. Namun pemanggilanya lebih berkaitan dengan keterlibatanya sebagai Menko Perekonomian yang bertugas mengatasi kelangkaan minyak goreng di dalam negeri sekitar 2022.
Baca Juga: Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Pengamat: Sinyal Gempa Politik
"Sebagaimana kita ketahui dalam proses penanganannya ternyata kita ketahui telah menimbulkan kerugian keuangan negara, maka itu yang kita cari simpul-simpulnya," jelas Kuntadi di Gedung Bundar Jampidsus Kejagung, Jakarta, Senin (24/7).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia membantah asumsi yang menyebut Airlangga Hartarto mundur dari jabatannya karena terjerat kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunan tahun 2021 serta kelangkaan minyak goreng.
Doli menegaskan, Airlangga memutuskan mundur karena masalah pribadi. Di samping itu, Airlangga juga disebut ingin berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Beliau lebih memilih untuk berkonsentrasi sebagai Menko Perekonomian di dalam menjalankan atau melancarkan proses masa transisi dari pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran," kata Doli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News