kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MTI perkirakan ada 1,3 juta orang berpotensi mudik Lebaran dari Jabodetabek


Selasa, 14 April 2020 / 15:36 WIB
MTI perkirakan ada 1,3 juta orang berpotensi mudik Lebaran dari Jabodetabek
ILUSTRASI. Warga melintas di dekat spanduk seruan untuk menunda mudik menjelang puasa dan lebaran di Jalan Sudirman, Serang, Banten, Kamis (9/4/2020). Pemda setempat bersama tokoh masyarakat menempuh berbagai langkah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 termasuk


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksi masih ada 1,3 juta orang yang berpotensi akan mudik dari Jabodetabek.

Ketua MTI Agus Taufik Mulyono menjelaskan, angka tersebut didapatkan dari jumlah orang yang sudah mudik sebanyak 900.000 orang, dan orang yang belum mudik sebesar 2,6 juta orang.

Dari jumlah yang belum mudik tersebut diperkirakan ada 1,3 juta orang ASN, TNI-Polri serta pegawai BUMN yang tidak akan mudik karena adanya larangan dari Presiden Joko Widodo.

"Jadi saat ini 1,3 yang dianggap ada potensi ingin mudik dari Jabodetabek. Memang belum memutuskan mudik atau tidak mudik," ujar Agus dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual, Selasa (14/4).

Baca Juga: Mulai dari soal orang tanpa gejala, ini 15 arahan Jokowi ke Gugus Tugas Covid-19

Lebih lanjut Agus menerangkan, nantinya orang yang mudik tersebut akan tersebar ke berbagai wilayah, yakni ke Jawa Barat sebesar 13%, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 41%, Jawa Timur 20% dan Lampung serta Sumatera Selatan sebesar 8%.

"Jadi inilah yang nanti sebagai daerah ODP, penularan baru atau daerah wabah baru kalau misalnya mudik ini tidak ditangani oleh pemerintah atau kita semua," terang Agus.

Lebih lanjut Agus menerangkan, ada beberapa kelompok pemudik saat ini. Pertama, kelompok yang nekat mudik karena tradisi mudik tahunan.

Kedua, kelompok yang nekat mudik karena alasan tidak ada pemasukan untuk biaya hidup. Kelompok ketiga, yang bersikeras mudik karena permintaan orang tua dan keluarga.

Menurutnya, untuk bisa menahan pemudik ini, sebaiknya dilakukan kampanye tidak mau menjadi orang dalam pengawasan (ODP) demi keselamatan di kampung halaman. Selanjutnya diberikan bantuan langsung tunai berupa uang tunai dan sembako, hingga pemberian voucher komunikasi.

Sementara untuk mencegah adanya mudik dari sisi transportasi, dia menyarankan adanya pembatasan pengopeasian angkutan umum. Namun, dia mengatakan hal ini akan berdampak pada peningkatan kendaraan pribadi yang disewakan tanpa kendali.

Baca Juga: Kemenhub: Pemindahan cuti bersama lebaran bisa mengurangi jumlah pemudik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×