kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Morgan Stanley yakin risiko second wave tak terlalu menekan perekonomian


Selasa, 23 Juni 2020 / 19:00 WIB
Morgan Stanley yakin risiko second wave tak terlalu menekan perekonomian
ILUSTRASI. Update Covid-19 Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami

Kebijakan fiskal inilah yang diniliai sebagai alat yang paling tepat untuk mengungkit perekonomian.

Di samping itu, ditambah juga dengan kebijakan moneter yang telah dikucurkan oleh Bank Indonesia (BI). 

Banyak negara yang kini telah melonggarkan kebijakan pembatasan aktivitasnya, termasuk Indonesia.

Morgan Stanley melihat, hal ini memicu timbulnya resiko gelombang kedua (second wave) Covid-19 di Indonesia. 

"Dengan pertimbangan, kasus harian Indonesia meningkat tinggi akhir-akhir ini. Bahkan, melampaui kasus tertinggi sebelumnya," tulis Morgan Stanley dalam riset yang berjudul "Asia Economic Mid-Year Outlook" yang diterima Kontan.co.id. 

Selain Indonesia, negara-negara lain yang disebut berpotensi timbul second wave akibat semakin tingginya kasus Covid-19 adalah India dan Filipina. 

Meski ada resiko, Morgan Stanley yakin kalau second wave tidak akan terlalu menekan kondisi perekonomian.

Hal ini disebabkan oleh gelontoran kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dari sisi fiskal.

Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 melebar hingga 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pelebaran defisit ini disebabkan oleh perkembangan penggunaan anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19. 

Kebijakan fiskal inilah yang diniliai sebagai alat yang paling tepat untuk mengungkit perekonomian.

Di samping itu, ditambah juga dengan kebijakan moneter yang telah dikucurkan oleh Bank Indonesia (BI). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×