Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat tekanan Covid-19, lembaga riset Moody's memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2020 akan kontraksi 0,8%.
"Turunnya perekonomian disebabkan oleh efek dari Covid-19 di semester pertama tahun ini," ujar Vice President Senior Credit Officer Moody's Madhavi Bokil dalam outlook perekonomian dunia edisi Juni 2020.
Baca Juga: Inilah sederet investor asing bermodal gede di balik kepemilikan Gojek
Selain Indonesia, beberapa negara yang diprediksi akan tertekan perekonomiannya akibat pandemi ini antara lain Jerman, Perancis, Italia, Inggris, Kanada, Brasil, India, Arab Saudi, serta Argentina.
Setelah mengalami kontraksi, Bokil memprediksi kalau perekonomian Indonesia bisa melejit 6,1% di tahun depan. Hal ini dengan harapan kasus Covid-19 sudah mulai berkurang di penghujung tahun ini dan di tahun 2021.
Baca Juga: Bappebti mencatat pertumbuhan transaksi pasar berjangka komoditi 40,6% di kuartal I
Sementara itu, Bokil juga memprediksi kalau perekonomian negara G20 juga akan terkontraksi lebih dalam, yaitu 4,6%. Prediksi ini turun dari prediksi pada bulan April 2020 yang kontraksi 4,0%.
Semakin dalamnya kontraksi perekonomian negara-negara G20 tersebut disebabkan adanya kontraksi perekonomian yang tercatat sebesar 8,7% dalam dua kuartal, yaitu dari kuartal IV-2019 hingga kuartal I-2020.
Penurunan pertumbuhan pada kuartal I-2020 disebabkan adanya pembatasan dan penguncian aktivitas di negara-negara tersebut untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca Juga: Pemerintah akan mendesain ulang program bansos di tahun 2021
Dari negara-negara G20 tersebut, diperkirakan hanya China yang berhasil mencetak pertumbuhan positif, yaitu 1% pada tahun ini dan akan tumbuh tinggi 7,1% pada tahun 2021.
Ini disebabkan oleh mulai meningkatnya industri yang mendongkrak perekonomian, meski dari sisi permintaan masih terlihat akan tertekan akibat tingginya angka pengangguran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News