kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody’s ingatkan bakal ada tekanan besar pada cadangan devisa Indonesia


Minggu, 05 April 2020 / 15:50 WIB
Moody’s ingatkan bakal ada tekanan besar pada cadangan devisa Indonesia
ILUSTRASI. Cadangan devisa Indonesia diprekirakan dapat turun lebih cepat karena terseret CAD, capital outflow dan kebijakan BI


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody’s Investors Service memperingatkan pemerintah dan bank sentral Indonesia akan adanya tekanan besar pada cadangan devisa Indonesia tahun ini. Kombinasi defisit neraca transaksi berjalan atawa current account deficit (CAD) yang melebar, keluarnya arus modal asing, dan kebijakan intervensi Bank Indonesia dinilai menjadi penyebabnya. 

Dalam laporannya, Moody’s memproyeksi CAD Indonesia akan melebar dari 2,7% pada 2019 menjadi 3,5% terhadap PDB pada 2020. Pelebaran CAD utamanya disebabkan oleh kontraksi ekspor yang mendalam akibat jatuhnya permintaan eksternal kendati neraca migas tertolong oleh pelemahan kurs rupiah yang memperkecil biaya impor. 

Kondisi cadangan devisa Indonesia yang per akhir Februari lalu tercatat sebesar US$ 130,4 miliar, memang masih dinilai memadai untuk menutup kebutuhan pembayaran eksternal. Namun, Moody’s melihat laju penurunan cadev yang cukup cepat sejak awal tahun. 

Baca Juga: Moody’s proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia capai level terendah sejak 1999

Laju penurunan yang cepat inilah yang menurut Moody’s akan meningkatkan risiko kerentanan eksternal Indonesia.  Berdasarkan External Vulnerablity Indicator (EVI) yang mengukur kecukupan cadangan devisa terhadap berhentinya arus masuk modal secara mendadak, risiko kerentanan eksternal akan naik menjadi 50% pada 2020 dan 57% pada 2021,

"Dengan demikian cadangan devisa Indonesia pada akhir tahun ini diperkirakan akan menyusut menjadi hanya US$ 118 miliar dari posisi akhir tahun lalu sebesar US$ 122 miliar, ” tulis  VP Senior Analyst Moody ’ s Anushka Shah dalam laporan itu. 

Namun posisi EVI Indonesia masih jauh dari rasio 100%, yaitu kondisi di mana cadangan devisa tidak lagi mencukupi kebutuhan pembayaran utang luar negeri pada tahun tersebut. Skor EVI Indonesia juga masih relatif moderat di antara negara  dengan rating sama atau negara pasar berkembang lainnya.

Baca Juga: Pengamat: Penggunaan second line of defense oleh BI harus lihat waktu yang tepat

Hanya saja, Indonesia tetap mesti waspada. Meski posisi cadangan devisa cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang jangka pendek, hasil skenario tekanan (stress scenarios) Moody’ s menunjukkan bahwa penurunan cadangan devisa Indonesia tahun ini bisa melaju lebih cepat lagi. 

“Dengan  stress scenario  di mana terjadi arus keluar modal (capital outflow) tambahan yang setara dengan 2% dari PDB di luar asumsi dasar kami, misalnya, cadangan devisa diperkirakan akan turun menjadi di bawah US$ 96 miliar dan skor EVI akan melewati level 71%,”  tandas lembaga pemeringkat internasional tersebut.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×