Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Lebih jauh lagi, perubahan pada kebijakan industri yang berorientasi ke dalam negeri yang mendukung sektor-sektor AS yang terdampak dan membangun kapasitas manufaktur dalam negeri (selain tindakan perdagangan balasan) akan menimbulkan dampak positif dan negatif di berbagai sektor, khususnya untuk manufaktur.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede melihat, aktivitas perdagangan global yang mana ada potensi perang mata uang 2.0.
Masa kepresidenan Trump sebelumnya ditandai dengan pergeseran ke arah kebijakan proteksionis, termasuk meningkatkan tarif impor pada mitra dagang utama, terutama China di tengah meningkatnya defisit perdagangan AS dengan negara tersebut.
Baca Juga: Meski Peringkat Tetap, Moody's Turunkan Outlook Deposito Bank Danamon Menjadi Stabil
Jika Trump menerapkan pendekatan yang sama, hal ini dapat memicu reaksi balasan, terutama di wilayah-wilayah yang secara langsung dan signifikan terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan perdagangan.
"Hal ini dapat memicu pembalasan perdagangan global dan devaluasi mata uang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Selanjutnya: Ruas Jalan Tol Cipularang KM 92 Tertutup Imbas Kecelakaan Beruntun
Menarik Dibaca: 20 Poster Hari Kesehatan Nasional 2024, Bisa Diunduh dan Edit Gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News