kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moeldoko sebut new normal bukan back to normal, begini penjelasannya


Senin, 15 Juni 2020 / 19:56 WIB
Moeldoko sebut new normal bukan back to normal, begini penjelasannya
ILUSTRASI. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan kepada wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan agar masyarakat Indonesia bisa tetap hidup dengan nyaman dan aman pada fase new normal.

Moeldoko melihat masih banyak masyarakat menganggap new normal adalah back to normal, alias kembali ke keadaan sedia kala sebelum Covid-19.

Baca Juga: MarkPlus: Konsep new normal belum satu suara, pemerintah perlu perkuat komunikasi

Dia ingin meluruskan. "New normal bukan back to normal. New normal adalah tatanan normal baru sebagai bentuk adaptasi untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial, dengan tetap produktif dan aman agar tidak terpapar Covid-19," ungkap Moeldoko dalam acara webinar MarkPlus Government Roundtable, Senin (15/6).

Di tengah wabah Covid-19, komunikasi publik sangat penting. "Covid-19 membuat masyarakat dalam posisi sulit, baik dari sisi kesehatan, sosial, sampai ekonomi. Selain Covid-19 bisa ditekan, pemerintah ingin masyarakat bisa tetap hidup secara ekonomi," kata dia.

Apalagi dengan arus komunikasi serba digital dan mudah dijangkau, masyarakat bisa menyerap informasi dari mana pun. Jika kontennya tidak tepat, pemahaman masyarakat akan informasi seputar Covid-19 bisa salah.

Baca Juga: PUPR akan rilis pedoman new normal di bisnis konstruksi, ini poin-poin pentingnya

Dengan aktivitas yang mulai berjalan kembali, ketika kondisi benar-benar normal dan bebas dari Covid-19 saat vaksin ditemukan, maka akan banyak sektor ekonomi langsung tancap gas.

Dalam tatanan new normal saat ini, pemerintah membagi banyak sektor berdasarkan tingkat kerentanannya. Sektor yang dianggap tidak terlalu tinggi risiko penularan serta memiliki dampak ekonomi tinggi, akan langsung dibuka. Contohnya sektor industri pertambangan.

Namun sektor seperti restoran, hiburan, sampai penyediaan akomodasi dianggap memiliki kerentanan tinggi tetapi memegang peranan penting di ekonomi. Maka tidak heran sektor ini sangat ketat penyelenggaraan protokol kesehatannya, bahkan ada yang belum dibuka sama sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×