kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Moeldoko sambut gembira pemindahan ibu kota ke Kalimantan


Rabu, 26 Juni 2019 / 22:54 WIB
Moeldoko sambut gembira pemindahan ibu kota ke Kalimantan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyambut gembira rencana pemindahan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan. Kata dia, wilayah itu berada di tengah-tengah. Mencerminkan corak Indonesia Sentris yang menjadi arah pemerintahan Presiden Jokowi.

"Dari sisi pertahanan udara bagus sekali," katanya saat menjadi pembicara dialog nasional II bertema "Pemindahan Ibu Kota negara: Dampak Ekonomi, Lingkungan Hidup, dan Pertahanan Keamanan" di Bappenas, Rabu (26/6). Pembicara lain dalam dialog tersebut adalah Menteri PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Dengan posisi Kalimantan yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia dan relatif minim gangguan bencana alam maupun gempa bumi, ibukota yang baru diharapkan dapat menjadi kebanggaan baru bangsa Indonesia dan bisa

Yang perlu dipikirkan ke depan dari sisi pertahanan, kata Moeldoko, adalah bagaimana memindahkan kekuatan armada yang ada saat ini lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Moeldoko menambahkan, ada empat syarat yang harus diperhatikan dalam membangun calon ibu kota baru dari segi pertahanan.

Keempat syarat itu yakni kesiapan terhadap ancaman sumber daya nasional, anggaran, teknologi, dan kondisi geografis. Calon ibu kota baru nanti, kata Moeldoko, harus siap menghadapi dua jenis ancaman: tradisional dan non tradisional.

Ancaman tradisional berupa ancaman militer dari aktor negara yang ingin mengganggu NKRI. Sedangkan ancaman nontradisional berupa ancaman dari aktor non-negara seperti terorisme, kriminalitas, penyelundupan obat terlarang, dan ancaman lain yang bisa menimbulkan rasa tidak aman masyarakat.

Untuk menghadapi ancaman tradisional itu, kata Moeldoko, ibu kota yang baru perlu dilengkapi dengan peralatan dan pasukan militer yang memadai.

"Diperlukan aspek pendukung seperti bandara, pelabuhan pangkalan militer, akses yang mudah ke kota-kota lain, dan pusat data untuk mencegah kejahatan siber," katanya.

Selain itu, penduduk yang tinggal di ibu kota juga perlu dibentuk menjadi masyarakat yang siap siaga, tanggap, dan tangguh. Aspek lain yang perlu diperhatikan, kata Moeldoko, menyangkut lokasi. Lokasi ibu kota harus jauh dari wilayah perbatasan. "Jangan juga di wilayah yang terlalu berbukit," ujarnya.

Edy Prasetyono, salah satu pembahas dari Fisip UI mengharapkan ibu kota baru nanti harus dipikirkan menjadi zona khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×