kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski pengaruh minim, Indonesia masih andalkan wisnus sampai perbatasan dibuka


Rabu, 26 Agustus 2020 / 20:19 WIB
Meski pengaruh minim, Indonesia masih andalkan wisnus sampai perbatasan dibuka
ILUSTRASI. Sejumlah calon penumpang pesawat berada di kawasan Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (13/3/2020). Pengelola Bandara Ngurah Rai mencatat selama bulan Februari 2020 telah melayani sebanyak 724.898 orang pe


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih akan mengandalkan wisatawan nusantara (wisnus) untuk mempertahankan sektor pariwisata.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat rapat kerja bersama Komisi X DPR. Wishnutama bilang hal itu berlangsung sampai perbatasan kembali dibuka akibat pandemi virus corona (Covid-19).

"Sementara wisnus dapat membantu industri pariwisata, ini strategi yang benar sampai dibuka kembali," ujar Wishnutama, Rabu (26/8).

Langkah tersebut dipilih lantaran perjalanan internasional saat ini masih ditutup untuk wisatawan mancanegara (wisman). Padahal untuk memasok devisa negara wisman jauh lebih berdampak.

Baca Juga: Ini rekomendasi Panja Pemulihan Pariwisata DPR untuk pemerintah

Wishnutama mencontohkan pada tahun 2019 Indonesia meraup devisa hingga Rp 274 triliun hanya dari 16,1 juta kunjungan wisman. Sementara untuk wisnus hanya memberikan pengaruh Rp 300 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah perjalanan mencapai 282,93 juta.

"Dengan bagaimana pun agak jauh, ini salah satu yang harus menjadi perhatian" terang Wishnutama.

Meski begitu Indonesia harus bersiap untuk menggaet pelancong setelah pandemi Covid-19 selesai dengan ditemukan virus. Wishnutama bilang Bali merupakan prioritas utama bagi pelancong untuk berwisata setelah Covid-19.

Bali ditargetkan akan menjadi daerah wisata yang pertama melakukan recovery. Dengan memberikan gambaran bahwa Bali aman akan memberikan keyakinan bagi wisman untuk berkunjung.

"Persepsi terhadap Bali akan berdampak secara umum ke Indonesia," jelas Wishnutama.

Oleh karena itu promosi untuk memastikan persepsi masyarakat global bahwa Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang aman. Hal itu harus dilakukan dengan cepat mengingat adanya persaingan dengan negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×