kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Harga Komoditas Melonjak, Pemerintah Yakin Inflasi Tetap Terjaga 3% di 2022


Kamis, 13 Januari 2022 / 17:20 WIB
Meski Harga Komoditas Melonjak, Pemerintah Yakin Inflasi Tetap Terjaga 3% di 2022


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah yakin tingkat inflasi tahun ini akan terjaga sesuai dengan asumsi makro pada Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU APBN) 2022 sebesar 3%, meski terjadi kenaikan pada berbagai harga komoditas unggulan Indonesia.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, sejumlah negara maju di dunia mengalami peningkatan inflasi yang tajam seiring dengan arah pemulihan ekonomi. Namun, tren serupa tidak akan terjadi di Indonesia.

“Indonesia inflasi masih sangat rendah, sebesar 1,9% di 2021. Untuk baseline scenario 2022, walaupun dengan harga komoditas masih cukup tinggi, kami melihat inflasi terkendali pada range 2%-4%, atau di tengahnya 3%,” tutur Febrio dalam diskusi BKF dengan media secara virtual, Rabu (12/1).

Baca Juga: Inflasi Masih Rendah, Kebijakan BI Diprediksi Behind the Curve

Febrio mengatakan, naiknya harga komoditas yang mendongkrak tingginya tingkat inflasi di berbagai negara tidak terjadi di Indonesia. Tercatat, Inflasi inti (core inflation) yang mencerminkan daya beli masyarakat terpantau di bawah 3%.

Kenaikan harga komoditas energi seperti migas dan batubara diproyeksikan masih berlanjut sampai pertengahan tahun 2022. Sementara harga nikel, kelapa sawit, dan karet akan mengikuti tren pertumbuhan ekonomi dunia. Misalnya Amerika Serikat yang mencatatkan inflasi sebesar 6,8%.

Sementara di 2022 ini, Febrio berharap, inflasi inti mulai membaik. Membaiknya tingkat inflasi inti ini menuurtnya akan mencerminkan pemulihan daya beli masyarakat. Komponen inflasi inti sendiri terdiri dari emas perhiasan, dan komponen pakaian dan alas kaki.

“Jika masyarakat mulai jalan-jalan, beli peralatan rumah tangga, dan mulai makan di warung dan restoran, itu komponen core inflation. Jadi kalau itu membaik, daya beli membaik,” jelas Febrio.

Febrio juga memperkirakan peningkatan inflasi akan terjadi pada harga bergejolak (volatile food) serta harga diatur pemerintah (administered price). Menurutnya, pemerintah akan terus memantau dampak pemulihan ekonomi terhadap laju inflasi.

Baca Juga: Ekonomi Menggeliat, Inflasi Tahun Ini Diprediksi Naik Jadi 3,3%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×