kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Inflasi Masih Rendah, Kebijakan BI Diprediksi Behind the Curve


Rabu, 12 Januari 2022 / 21:19 WIB
Inflasi Masih Rendah, Kebijakan BI Diprediksi Behind the Curve
ILUSTRASI. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat, BI bakal behind the curve dalam menghadapi kemungkinan kenaikan bunga The Fed.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat, Bank Indonesia (BI) bakal behind the curve dalam menghadapi kemungkinan peningkatan suku bunga kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang lebih cepat. 

“Kemungkinan (behind the curve). BI masih akan tahan suku bunga acuan walau The Fed naikkan suku bunga,” ujar Chatib dalam Economic Outlook 2022 Mandiri Sekuritas, Rabu (12/1). 

Salah satu hal yang mendasari arah kebijakan BI ini adalah masih rendahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang masih rendah. Sehingga, masalah inflasi dalam jangka waktu dekat belum menjadi kekhawatiran. 

Baca Juga: Bukan Sri Mulyani atau Airlangga, Pemulihan Ekonomi Bergantung Pada Sosok Ini

Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) yang saat ini tingkat inflasi sudah meroket hingga lebih dari 6% yoy. Peningkatan inflasi ini memang didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat. 

Nah, di tengah kondisi seperti ini, bila kemudian BI mengikuti bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga, maka akan menghambat pemulihan ekonomi. 

Chatib memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan dan kemudian merelakan nilai tukar rupiah melemah. Namun, BI akan tetap memberikan stimulus dari kebijakan makroprudensial dan intervensi di pasar valuta asing.  

Barulah, dalam dua hingga tiga tahun mendatang, Indonesia akan menghadapi masalah peningkatan inflasi dan likuiditas yang ketat. Maka, dalam kurun waktu tersebut, exit policy harus cepat dilakukan. 

Baca Juga: Chatib Basri Prediksi The Fed Akan Naikkan Suku Bunga di Kuartal I 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×