Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat, Bank Indonesia (BI) bakal behind the curve dalam menghadapi kemungkinan peningkatan suku bunga kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang lebih cepat.
“Kemungkinan (behind the curve). BI masih akan tahan suku bunga acuan walau The Fed naikkan suku bunga,” ujar Chatib dalam Economic Outlook 2022 Mandiri Sekuritas, Rabu (12/1).
Salah satu hal yang mendasari arah kebijakan BI ini adalah masih rendahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang masih rendah. Sehingga, masalah inflasi dalam jangka waktu dekat belum menjadi kekhawatiran.
Baca Juga: Bukan Sri Mulyani atau Airlangga, Pemulihan Ekonomi Bergantung Pada Sosok Ini
Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) yang saat ini tingkat inflasi sudah meroket hingga lebih dari 6% yoy. Peningkatan inflasi ini memang didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat.
Nah, di tengah kondisi seperti ini, bila kemudian BI mengikuti bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga, maka akan menghambat pemulihan ekonomi.
Chatib memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan dan kemudian merelakan nilai tukar rupiah melemah. Namun, BI akan tetap memberikan stimulus dari kebijakan makroprudensial dan intervensi di pasar valuta asing.
Barulah, dalam dua hingga tiga tahun mendatang, Indonesia akan menghadapi masalah peningkatan inflasi dan likuiditas yang ketat. Maka, dalam kurun waktu tersebut, exit policy harus cepat dilakukan.
Baca Juga: Chatib Basri Prediksi The Fed Akan Naikkan Suku Bunga di Kuartal I 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News