Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah harus banting tulang dalam mengejar target investasi tahun depan. Pasalnya, pemerintah menargetkan investasi 2024 mencapai Rp 1.650 triliun.
Target investasi tersebut meningkat 17,85% jika dibandingkan dengan target investasi tahun ini yang dipatok Rp 1.400 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung menduga, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan tidak akan sebaik tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan tahun depan bertepatan dengan momen pemilihan umum (Pemilu) 20234. Hanya saja, dirinya meyakini gejolak politik masih akan tetap stabil sehingga investasi tetap akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi tahun depan.
"Dalam suksesi kepemimpinan pemerintah relatif tidak ada gejolak dan pemerintah tetap berupaya menjaga momentum pertumbuhan dengan menjadikan investasi sebagai engine of growth (mesin pertumbuhan)," ujar Yuliot kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).
Baca Juga: Pemerintah Berencana Tambah Kepemilikan Saham Freeport 10%, Bahlil: Hampir Final
Adapun strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk mencapai target tahun depan sebesar Rp 1.650 triliun adalah tetap mendorong realisasi investasi besar, khususnya dari hilirisasi, investasi hijau serta fasilitas penyelesaian hambatan yang dihadapi pelaku usaha.
Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky meyakini, target jumbo tersebut masih akan bisa dicapai oleh pemerintah.
Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik dengan indikator makro domestik yang masih cukup solid. Ia memperkirakan, sektor manufaktur masih akan mendominasi realisasi investasi pada tahun depan.
Selain itu, kata Riefky, realisasi investasi pada tahun depan juga masih akan mengarah pada sektor-sektor hilirisasi.
"Sejauh ini kan pemerintah memfokuskan kepada hilirisasi mineral dan infrastruktur. Kalau ini tidak berubah mungkin investasi masih akan terus mengarah ke sektor-sektor ini," jelas Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News