Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tak hanya diplomasi internasional, diplomasi ekonomi Indonesia juga terus bergerak terutama untuk perluasan pasar tujuan ekspor.
Dalam Pidato Kepresidenan yang berlangsung di Gedung MPR/DPR pagi tadi, Jokowi juga mengatakan, mesin diplomasi Indonesia terus bergerak menggarap pasar ekspor, khususnya pasar-pasar nontradisional. Pasar nontradisional yang dimaksud, mulai dari Afrika, Timur Tengah, hingga Asia.
"Hasilnya, selama setahun ini, PT INKA berhasil mengekspor 150 gerbong kereta api ke Bangladesh, PT Dirgantara Indonesia mengekspor pesawat CN 235 ke Senegal dan Thailand," kata Jokowi.
Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (15/8) kemarin, Kepala BPS Suriyanto mengatakan, pemerintah harus terus memperluas pasar ekspor. Hal ini untuk menghindari ketergantungan ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan utama saat ini.
Meski kontribusinya masih rendah, pertumbuhannya kian menjanjikan. Ia mencontohkan, nilai ekspor Indonesia ke Turki di Juli 2017 sebesar US$ 11,5 juta. Jumlah itu meningkat dari bulan Juni yang mencapai US$ 8,8 juta.
Secara kumulatif pertumbuhannya juga cukup menggembirakan. Ekspor Indonesia Januari-Juli 2017 ke Turki mencapai US$ 88,2 juta, dua kali lipat dari periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar US$ 44,6 juta.
Tak hanya itu, ekspor Indonesia ke Rusia Januari-Juli 2017 tercatat sebesar US$ 767,55 juta. Jumlah itu naik 22,05% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar US$ 628,88 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News