kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meramal pertumbuhan ekonomi tahun depan


Rabu, 22 November 2017 / 20:08 WIB
Meramal pertumbuhan ekonomi tahun depan


Reporter: Siti Rohmatulloh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2018 masih tetap 5%. Kebijakan industri diperlukan untuk perkuat ekspor.

Konsumsi rumah tangga yang lemah membuat Indef melihat pertumbuhan ekonomi tahun depan masih tetap tumbuh moderat di 5%.

Selama kuartal II dan III 2017 konsumsi dinilai belum menunjukkan kenaikan yang signifikan. "Padahal ini kan yang paling besar," kata Didik J Rachbini, ekonom senior Indef, Rabu (22/11).

Menurutnya, belum ada lompatan yang begitu besar meskipun ekspor dan investasi mulai bergerak. Saat ini separuh dari ekspor Indonesia masih berupa barang mentah. Sementara investasi pun berasal dari utang.

Didik menambahkan, pemerintah perlu kembali mendongkrak sektor industri yang memiliki porsi paling besar di perekonomian. Pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan kebijakan industri yang mengarah ke ekspor.

Ia menyarankan adanya konsentrasi pembangunan infrastruktur di jalur Banten-Jakarta-Cikarang-Jawa Tengah-Surabaya sehingga membantu proses industrialisasi di wilayah tersebut.

Alasan yang sama juga diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsjah. Rendahnya konsumsi dan aliran kredit dinilai akan menahan pertumbuhan ekonomi 2018 di angka 5%.

Menurutnya, ada faktor global dan domestik yang perlu diperhatikan Indonesia di tahun 2018. Faktor global yang dimaksud adalah pergerakan suku bunga Amerika dan proses normalisasi yang sedang dilakukan oleh China. Kedua hal tersebut berisiko bagi perekonomian Indonesia yang dinilainya dalam situasi krisis.

Sementara dari sisi domestik dilihatnya menunjukkan perbaikan. Ia menambahkan, perekonomian Indonesia akan membaik jika ekspor dapat membaik dan permintaan dunia terhadap barang-barang ekspor tetap kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×