kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Menteri Pertanian: Kenapa tiba-tiba terjadi lonjakan harga bawang seperti itu?


Senin, 17 Februari 2020 / 22:28 WIB
Menteri Pertanian: Kenapa tiba-tiba terjadi lonjakan harga bawang seperti itu?
ILUSTRASI. Belakangan ini, harga bawang putih melonjak tajam. ANTARA FOTO/Ampelsa/hp.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo

Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Pertanian (Kementan), saat ini masih ada sekitar 120 ribu ton pasokan bawang putih yang ada pada importir. Ditambah, pada bulan Maret sampai April 2020 mendatang, Indonesia akan memasuki musim panen yang diperkirakan akan memproduksi sekitar 30 ribu ton bawang putih.

Baca Juga: Harga gula pasir mulai merangkak naik

Berbagai data itulah yang membuat Syahrul merasa optimistis pasokan bawang putih Indonesia akan cukup untuk memenuhi konsumsi sampai tiga bulan ke depan.

"Kalau data yang ada pada kami, ada 120 ribu ton (bawang putih) masih ada di tangan importir yang ada. Kemudian kita akan panen di bulan Maret ini sampai April kira-kira 30 ribu ton, sedangkan penggunaan per bulan adalah 47 ribu lebih. Kalau begitu daya tahan kita sampai 3 bulan ke depan masih cukup menurut saya," kata Syahrul.

Kemudian, sebagai langkah antisipasi untuk mengatasi lonjakan harga tersebut, Kementan telah mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih. Syahrul berharap, adanya RPIH ini nantinya dapat mengurangi lonjakan harga bawah putih di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×