Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh tidak bisa menjawab opsi mana yang akan dipilih pemerintah terkait BBM bersubsidi.
“Kita masih terlalu dini untuk menjawab itu, yang jelas pemerintah sedang berusaha agar BBM bersubsidi diberi kepada yang berhak karena hakekat dari pengaturan adalah supaya pengaturan BBM bersubsidi tepat sasaran,” ujar Darwin seusai Raker dengan Komisi VII, Nusantara I, Selasa (8/3).
Seperti diketahui Ketua Tim Pengkaji Akademis Dampak Kebijakan Pembatasan BBM, Anggito Abimanyu, telah membeberkan tiga opsi terkait tiga opsi BBM bersubsidi. Opsi pertama, kenaikan harga Rp500 per liter. Kemudian untuk angkutan umum diberikan cash back atau pengembalian. Opsi kedua, terkait perpindahan penggunaan BBM dari kendaraan pribadi yang sebelumnya menggunakan premium ke pertamax. Sedangkan, opsi ketiga adalah melakukan penjatahan konsumsi premium dengan melakukan sistem kendali.
Saat ditanya, kira-kira pemerintah cenderung ke opsi yang mana, Darwin pun enggan menjawab. “Saya kira terlalu cepat untuk menjawab. Kalau saya jawab A, B-nya itu kan perlu pertimbangan. Jadi tidak semudah itu karena ada kebaikan dan kekurangan,” tambahnya.
Dia pun mengaku akan mendalami opsi-opsi yang diberikan tim independen. “Beri kami waktu untuk mendalami, bukan berarti kita tidak mengerti secara cepat. Kita bisa mengerti hanya mempertimbangkan beragam aspek,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News