kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Menteri BUMN: Bulog bisa impor pangan


Rabu, 31 Desember 2014 / 23:07 WIB
Menteri BUMN: Bulog bisa impor pangan
ILUSTRASI. Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan, jemaah haji sudah bisa mengunduh sertifikat haji via online. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A


Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Perum Bulog nantinya dimungkinkan bisa mengimpor pangan atas tanggung jawabnya untuk menjaga kestabilan harga bagi masyarakat, kata Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Kalau ada keharusan atau masih kekurangan produksi dalam negeri, tentu harus impor. Bulog juga harus diberi izin lakukan impor," kata Rini dalam bincang-bincang di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Rabu.

Kemungkinan Bulog untuk bisa melakukan impor berdasarkan atas fungsi lembaga tersebut untuk menjadi stabilisator harga pangan bagi masyarakat selain menjaga harga jual produk dari petani.

Ada tujuh pangan pokok yang menjadi prioritas yakni beras, jagung, kedelai, gula, bawang merah, cabai dan daging sapi.

"Bulog punya tanggung jawab menjaga agar petani bisa tetap dapat harga jual yang memadai tapi pada saat yang sama juga menjaga harga pangan di masyarakat lebih stabil. Makanya harus di-'balance' (seimbangkan), bisa impor kalau dibutuhkan, karena kita tidak mau harga tidak stabil," ujarnya.

Rini sebelumnya menunjuk Lenny Sugihat menjadi Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yang baru menggantikan Budi Purwanto yang menjabat sebagai Plt Dirut Bulog sejak 24 November lalu.

Lenny tadinya adalah direksi Bank Rakyat Indonesia dan menjabat sebagai Direktur Pengendalian Risiko Kredit.

Selain berfungsi sebagai stabilisator, Rini juga berharap Bulog bisa tetap meraih penghasilan yang cukup untuk kelangsungan hidup perusahaan.

"Tidak ada 'target profit'. Tapi, untuk kelangsungan hidup perusahaan tentu harus punya penghasilan untuk membayar karyawan, renovasi gudang atau pengembangan lainnya," katanya.

Menurut Rini, perombakan fungsi Bulog sebagai stabilisator harga produk pertanian bagi petani dan masyarakat diperlukan guna mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan tercapai beberapa tahun ke depan.

"Kami melihat Bulog harus berfungsi lagi karena harus mendukung swasembada pangan," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×