kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Menristek bilang Indonesia belum layak disebut negara maju, kenapa?


Sabtu, 22 Februari 2020 / 19:14 WIB
Menristek bilang Indonesia belum layak disebut negara maju, kenapa?
ILUSTRASI. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brojonegoro.Bambang menyebut di Indonesia masih minim wirausaha yang berbasis teknologi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/31/08/2018.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap tahun ini semakin banyak bertumbuh wirausaha berbasis digital, yang akhirnya mengarahkan perusahaan rintisan (startup) menuju ke level unicorn atau perusahaan rintisan yang bervaluasi US$ 1 miliar.

Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, di Indonesia masih minim wirausaha yang berbasis teknologi apalagi untuk mencapai ke tingkat unicorn. Dengan demikian, kata Bambang, Indonesia belum layak dikatakan sebagai negara maju. 

Baca Juga: Selain Indonesia, ini sederet negara yang dicabut AS dari daftar negara berkembang

"Bahkan, sebenarnya unicorn pun belum cukup. Karena harus lanjut terus hingga decacorn dan seterusnya. Untuk negara seperti Indonesia meskipun kita yang terbanyak di Asia Tenggara, tapi dengan size ekonomi kita sekarang 16 terbesar di dunia sudah lebih US$ 1 triliun, dari lima unicorn ini saya lihat belum masuk kategori 100 orang terkaya di Indonesia," katanya di Jakarta, Sabtu (22/2). 

Jadi artinya, lanjut dia, Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha. Dengan demikian, ekonomi Indonesia mulai beralih dari yang semula berbasis perdagangan sumber daya umum dan sumber daya alam menjadi berbasis teknologi. 

Tahun ini, Bambang berharap ada tambahan hingga lima perusahaan digital yang bisa menggapai status unicorn. Bahkan, ke tingkat level berikutnya yaitu decacorn

"Tentunya tahun ini, dari tahun lalu sudah lima, tahun ini kita harapkan bisa ada tambahan tiga sampai lima lagi. Kita harapkan dari lima unicorn bisa masuk decacorn. Intinya, kita ingin mereka berkembang," katanya. 

Baca Juga: Dicoret dari daftar negara berkembang oleh AS, begini efeknya ke Indonesia

Menristek juga mengingatkan, status lima perusahaan yang sudah mencapai tahap unicorn bila tak mampu berinovasi dan gagal mengelola keuangannya dengan benar, maka status tersebut bakal hilang. 

"Dan jangan lupa bahwa ini bukan otomatis kalau perusahaan tetap unicorn. Suatu saat bila tidak terkelola dengan baik, tidak bisa menjaga product development dengan baik, bisa turun lagi," ucapnya. (Ade Miranti Karunia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Menristek, RI Belum Layak Disebut Negara Maju, Mengapa?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×