kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menperin: Pembatasan impor kebanyakan barang konsumsi


Kamis, 16 Agustus 2018 / 13:47 WIB
Menperin: Pembatasan impor kebanyakan barang konsumsi
ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah siap menyetop impor 500 komoditas demi mengendalikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus melebar. Pembatasan impor yang dimaksud, yakni mulai dari impor barang modal hingga barang konsumsi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pembatasan impor itu masih akan dikaji kembali oleh Kementerian Perindustrian (Kemperin). Menurut dia, impor yang akan dibatasi tersebut akan lebih banyak pada barang konsumsi

“Kebanyakan barang konsumsi. Bahan baku tentu tidak dipersulit ya dan juga barang modal,” ujarnya di Gedung DPR RI, Kamis (16/8).

Ia mengatakan, untuk industri sendiri, pemerintah akan melakukan substitusi impor dengan barang yang sudah ada di dalam negeri. Meski begitu, apabila barang itu diperlukan untuk bahan baku dan sulit tidak mengimpor, maka pemerintah tidak akan menahannya.

“Itu kami dorong untuk beli di dalam negeri. Tapi, kalau barang yang masih diperlukan untuk bahan baku industri, tentu tidak dipersulit,” jelasnya.

Untuk substitusi barang impor sendiri, pihaknya melihat kemungkinan yang akan didorong adalah bahan baku plastik. “Kita sudah ada. Kalau subtitusi impor, kita bikin pabrik. Misalnya bahan baku plastik. Kan ada dua pabrik,” kata Airlangga.

Bahan kimia juga untuk farmasi. "Nah, tentu itu akan didorong juga (untuk substitusi),” lanjutnya.

Ia melanjutkan, untuk substitusi barang impor ini, diharapkan tidak menurunkan produksi industri domestik. “Tidak. Paling penting, kami ambil kebijakan untuk tidak menurunkan daya saing dan produktivitas,” imbuh Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×