Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi menyebutkan, terdapat setidaknya 7 poin penting hasil pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dan negara mitra ASEAN pada 11-14 Juli 2023. Poin-poin itu meliputi isu Myanmar, ASEAN Concord IV, hingga kesepakatan panduan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan.
Poin pertama, para Menlu ASEAN sepakat untuk mulai membahas ASEAN Concord IV. Sebab, ASEAN terus bekerja untuk mempersiapkan menghadapi tantangan masa depan.
"Diharapkan draft terakhir akan disampaikan ke KTT ke-43 untuk mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN. Concord ini akan menjadi visi dan panduan ASEAN untuk jangka panjang, ASEAN 2045," ucap Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/7).
Baca Juga: Kadin Indonesia Melepas 36 Mahasiswa Program Magang Bersertifikat ke Jepang
Kedua, ASEAN sebagai kontributor utama stabilitas dan perdamaian kawasan. Dalam kaitan ini, terdapat beberapa hal yang dihasilkan dari pertemuan.
ASEAN dan China menyepakati panduan mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan yang efektif dan substantif. Kemudian, adanya komitmen dan political will negara ASEAN untuk bekerja keras menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
ASEAN akan melanjutkan pembahasan untuk menarik negara-negara pemilik senjata nuklir agar dapat mengaksesi Protokol SEANWFZ Treaty.
Selain itu, telah disepakati juga ASEAN Maritime Outlook. Outlook ini strategis untuk mencegah duplikasi penanganan isu maritim dan akan berkontribusi menciptakan kondisi yang kondusif bagi implementasi AOIP.
Baca Juga: Daya Tahan ASEAN Hadapi Resesi Global
Poin ketiga adalah memperkuat ARF. Di tengah rivalitas semakin tinggi di kawasan Indo-Pasifik, ARF telah sepakat untuk mulai memperkuat preventive diplomacy, termasuk memperkuat kapasitas ARF dalam melakukan preventive diplomacy.
Keempat, dukungan terhadap upaya menjadikan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth. "Dalam pertemuan dengan para mitra banyak dibahas penguatan kerja sama untuk mempertebal resiliensi kawasan di bidang ketahanan pangan, energi, stabilitas keuangan dan arsitektur kesehatan," ungkap Retno.
Kelima, mengenai AOIP. Untuk pertama kalinya ASEAN mengarusutamakan implementasi AOIP di dalam EAS sejak tahun 2019. Keberhasilan mengarusutamakan AOIP ini diwujudkan dalam dokumen East Asia Summit (EAS) Plan of Action (2024-2028).
Baca Juga: Jokowi Gunakan Pepatah Bahasa Jawa Menang Tanpo Ngasorake ke Menlu Negeri Asean
Keenam, upaya untuk terus memperkokoh kerja sama di Indo-Pacific. Negara-negara ASEAN memberikan dukungan penuh terhadap usulan Indonesia mengenai kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan PIF dan Sekretariat ASEAN dengan IORA.
Ketujuh, mengenai masalah Myanmar. Implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) masih merupakan prioritas bagi ASEAN untuk membantu Myanmar.
"Isu Myanmar sangat kompleks. ASEAN harus melakukan hal yang benar sesuai dengan 5PC. Indonesia sebagai ketua akan terus melakukan hal yang benar. Dan kita harus melakukan hal yang benar untuk rakyat Myanmar," ujar Retno.
Baca Juga: Jokowi Berpesan ASEAN Jangan Jadi Ajang Persaingan
Sebagai informasi, ada 239 pertemuan bilateral, termasuk antara AS dan China dan 6 pertemuan trilateral dalam AMM/PMC pada AMM/PMC yang berlangsung 5 hari pada 11-14 Juli 2023.
Di luar pertemuan AMM/PMC, Indonesia melakukan 13 pertemuan bilateral, yaitu dengan Selandia Baru, China, Rusia, Timor Leste, India, Jepang, Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Bangladesh, dan Sri Lanka.
Retno masih akan melanjutkan pertemuan bilateral dengan Turki dan pertemuan trilateral dengan ASEC dan Turki pada Sabtu (15/7). Dalam agenda ini, juga terdapat 4 pertemuan trilateral, yaitu Indonesia-India-Australia, Indonesia-Rusia-China, Chair Indonesia-ASEC-Norwegia, dan Chair-ASEC-Turki.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menlu Retno Beberkan 7 Hasil Pertemuan Menlu ASEAN dan Negara Mitra, Ini Isinya.
Penulis: Fika Nurul Ulya
Editor: Diamanty Meiliana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News