Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Selain itu Teten juga meminta agar ekspor produk pertanian juga tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Untuk itu para petani berlahan sempit dikonsolidasikan dalam sebuah koperasi agar tercipta corporate farming.
“Perlu dilakukan rekayasa sosial, petani lahan sempit masuk ke skala ekonomi. Perlu ditetapkan juga daerah potensi produk unggulan sebagai kawasan berikat. UMKM juga perlu diberi insentif seperti usaha besar,” tegasnya.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, pihaknya terus mendorong agar pelaku UMKM tidak takut untuk melakukan ekspor terutama produk-produk unggulan daerah. Dia merinci, ada 19 produk unggulan yang telah diekspor dari Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Pengusaha diminta tingkatkan ekspor dari 3 sektor ini ke Argentina
Mulai dari hasil laut seperti teripang kering ke Taiwan, ikan kerapu ke Hong Kong, hingga gula jahe.
“Ekspor mangga ke-2 ke Singapura ini diharapkan terus berlanjut dan semakin besar kapasitas ekspornya. Bulan depan, kami sedang menyiapkan produk kunyit kering untuk dikirim ke India sebagai bahan membuat kari. Hasil kunyit kering di wilayah selatan Gresik ini cukup banyak tersedia,” jelasnya.
Sebagai informasi, GGS merupakan perusahaan perkebunan hortikultura, yang bekerja sama dengan petani plasma dengan luasan lahan mencapai 3.000 hektare, yang melakukan inovasi teknologi, dan pengelolaan ramah lingkungan sehingga mampu mempertahankan pasar ekspornya.
Selanjutnya: Dorong UKM Jateng masuk pasar global, LPEI inisiasi rumah ekspor Surakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News