kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menko Muhadjir: Perpres penanggulangan tuberkulosis (TB) segera terbit


Sabtu, 27 Maret 2021 / 15:41 WIB
Menko Muhadjir: Perpres penanggulangan tuberkulosis (TB) segera terbit
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang sampai sekarang menjadi penyakit paling menular dan sangat mematikan di dunia. Mengacu pada WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita TB dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya.

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara dengan beban TB terbesar di dunia bersama India dan China. Berdasarkan WHO Global TB Report tahun 2020, Indonesia memiliki beban TB dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian per jam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, masalah penyakit TB bukan sekadar masalah kesehatan, akan tetapi berdampak signifikan terhadap masalah produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

Muhadjir mengungkapkan, sebanyak 75% kasus TB terjadi pada usia produktif (15-54 tahun), dan 8,2% kasus TB menjangkit anak usia kurang dari 15 tahun.

Baca Juga: WHO: Dampak Covid-19, kian banyak pengidap tuberkulosis (TB) tak menerima perawatan

Lebih lanjut, dia menuturkan, orang yang menderita TB resisten obat atau Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) akan kehilangan pendapatan sebesar 38% dan 70%. Dampak total kerugian ekonomi akibat TB adalah sekitar Rp 136,7 miliar per tahun.

"Ini menunjukkan bahwa TB punya pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas penduduk Indonesia," ujar Muhadjir saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan secara virtual, pada Rabu (24/3) lalu dilansir dari laman Kemenkopmk.

Menko Muhadjir menjelaskan, untuk memerangi permasalahan TB, Indonesia sudah menandatangani kesepakatan bersama dengan semua pemimpin dunia untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030.

Hal itu, dikatakannya, sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG’s) pada Sidang Umum PBB.

"Pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2021 ini, kembali kita ingatkan untuk mengevaluasi upaya-upaya yang telah kita lakukan pada tahun sebelumnya dan kembali menyatukan langkah, bahu membahu bergandeng tangan untuk bersinergi dan semakin menguatkan upaya kita memerangi TB ke depan," terangnya.

Lebih lanjut, Menko PMK mengungkapkan, pendekatan kesehatan saja tidaklah cukup untuk menangani TB. Karena itu pemerintah juga tengah menyiapkan Perpres Penanggulangan TB di Indonesia dengan menekankan keterlibatan lintas sektoral.

Baca Juga: Kenali jenis dan manfaat obat TBC, dari paru, luar paru, resisten dll

"Kita akan segera menerbitkan Perpres Penanggulangan TB yang sekarang masih dalam proses penandatanganan oleh Presiden," ungkap dia.

Perpres tersebut, diterangkannya, akan menekankan pentingnya jajaran multi sektoral untuk terlibat dalam intervensi pengendalian faktor risiko TB dalam peningkatan derajat kesehatan perseorangan, intervensi perubahan perilaku masyarakat, peningkatan kualitas rumah tinggal pasien, perumahan dan pemukiman.

"Serta pencegahan dan pengendalian infeksi TB di fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Ruang Publik, secara bersama-sama semua pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah," imbuh Menko Muhadjir.

Menko PMK tak memungkiri bahwa kehadiran wabah Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap upayakan menumpas TB. Akan tetapi  dia mengatakan, adanya wabah Covid-19 seharusnya menjadi nilai tambah dan sinergi positif dalam memerangi TB.

Menurutnya, seluruh fokus penanganan Covid-19 juga bisa dimanfaatkan simultan dalam memerangi TB. "Karena soal tracing, tracking, testing dan treatment sebetulnya Covid-19 dan TB hampir sama, dan begitu juga dengan peralatan yang diperlukan juga tidak jauh berbeda," ujarnya.

Menko PMK mengatakan, hal tersebut bisa menjadi agenda ke depan untuk memaksimalkan perang melawan Covid-19 bersamaan dengan perang melawan TB.

"Maka mungkin hendaknya menjadi agenda kita ke depan bagaimana menyatupadukan menyinergikan antara upaya kita memerangi Covid-19 ini dan sekaligus juga mengentaskan dan memerangi TB di Indonesia," sebutnya.

Baca Juga: Pemerintah optimistis target eliminasi TBC di Indonesia pada 2030 tercapai

Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2021 bertemakan "Setiap Detik Berharga Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis".

Menko Muhadjir berpesan, momentum Hari Tuberkulosis Sedunia ini dapat dimaknai oleh seluruh pihak untuk tak kenal lelah dan dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengentaskan TB.

"Marilah kita manfaatkan setiap detik untuk bersama-sama melawan TB ini dengan semboyan yaitu Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis di Indonesia. TOSS TB," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×