Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkap terdapat berbagai proyek yang terganggu akibat wabah virus corona.
Dia menyebut, beberapa proyek stainless steel dan carbon steel yang berada di Morowali, Konawe hingga Weda Bay dengan total investasi senilai US$ 11 miliar turut terdampak virus corona. Dia mengatakan, penyelesaian berbagai proyek tersebut dan ekspor yang target bisa saja terhambat.
Baca Juga: Harga komoditas logam industri mulai rebound setelah cetak rekor buruk
Namun, Luhut memastikan saat ini investasi masih terus berjalan dan belum ada perkirakan apakah jangka waktu penyelesaian proyek tersebut mengalami kemunduran. "Mundur tidak, tetapi kan tidak bisa datang orangnya. Tidak ada yang mundur tetapi orang mau datang proses itu tidak jalan. Jadi sekarang jalan di tempat prosesnya," tutur Luhut, Selasa (25/2).
Menurut Luhut, ekspor carbon steel yang tahun ini ditargetkan bisa mencapai US$ 15 miliar dollar bisa terkoreksi. "Kalau US$ 11 miliar masih oke. Tetapi tadinya kan mimpi saya CAD kita di 2023 sudah banyak sekali yang berkurang," katanya.
Tak hanya itu, Luhut pun mengungkap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pun bisa terhambat. Seperti yang diketahui, Kemenhub telah menargetkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan rampung di 2021.
Baca Juga: Harga minyak mentah rebound, minyak WTI ke US$ 51,56 dan Brent US$ 55,91 per barel
Luhut memang belum bisa memastikan apakah proyek tersebut akan mengalami kemunduran atau tidak. Menurutnya, waktu penyelesaian proyek ini tergantung lamanya wabah virus corona. "Kita belum mau berandai-andai. Tetapi kita super hati-hati. Saya belum mau berkomentar, tetapi [proyek kereta cepat] ini bisa tertunda kalau corona ini berkepanjangan," jelas Luhut.
Tak hanya berbagai proyek, Luhut pun mengungkap virus corona mempengaruhi sektor pariwisata. Berdasarkan laporan BI yang diterima Kemenko Maritim dan Investasi, dampak corona terhadap bidang pariwisata Indonesia bisa menimbulkan kerugian kira-kira hingga US$ 500 juta per bulan.
Karena itu, kata Luhut, pemerintah tengah menghitung secara cermat seperti apa dampak corona ini terhadap perekonomian Indonesia, khususnya bila corona berlangsung lebih lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News