Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah pusat memberikan perhatian serius pada penanganan pandemi corona, dengan memastikan terus meningkatkan kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk penanganan pasien Covid-19.
Selain itu ,pemerintah juga akan menambah fasilitas kesehatan di hotel dengan memanfaatkan hotel bintang 2 dan bintang 3 seperti yang dilakukan di Sulawesi Selatan. Serta mempersiapkan ruang isolasi mandiri di Wisma Atlet.
"Wisma Atlet juga mempersiapkan baik di tower 5 dan 6, maupun yang khusus dari pekerja dari luar negeri itu adalah tower 7 dan 8. Fasilitas ini juga dipersiapkan dari segi jumlah kamar tidur juga terus ditingkatkan," jelas Airlangga saat teleconference update penanganan Covid-19, pada Kamis (10/9).
Baca Juga: Jakarta perketat PSBB lagi, ini 3 usulan kadin agar ekonomi tidak terpuruk
Tak hanya itu, pemerintah mendorong agar rumah sakit yang ada di DKI Jakarta untuk melakukan relaksasi terutama terhadap pasien-pasien yang sudah hampir sembuh dan masih dalam tahap observasi. Airlangga menyebut, rumah sakit darurat Wisma Atlet sendiri tersedia fasilitas untuk pasien yang ada pada tahap tersebut.
"Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. Pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas tempat tidur sesuai dengan kebutuhan dan meyakinkan bahwa seluruh daerah termasuk DKI Jakarta kapasitas pelayanan kesehatan akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah," tegas Airlangga.
Soal ketersediaan obat-obatan untuk rumah sakit ataupun pasien isolasi mandiri, pemerintah sudah mampu memproduksi obat antivirus seperti tamiflu atau oseltamivir. Obat tersebut, kata Airlangga, dipastikan bertambah ketersediaannya minggu depan sebanyak 480.000 butir.
"Kemudian juga yang terkait dengan obat Favipiravir, kebetulan patennya sudah lepas sehingga juga akan diproduksi oleh Kimia Farma," imbuhnya.
Selanjutnya: PSBB Jakarta, industri tekstil bisa kehilangan potensi pendapatan US$ 3 miliar/bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News