kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menko Darmin Nasution sebut lima kebijakan ini jadi pilar transformasi ekonomi


Sabtu, 10 Agustus 2019 / 08:20 WIB
Menko Darmin Nasution sebut lima kebijakan ini jadi pilar transformasi ekonomi
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah berupaya mendorong realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang, Kebijakan transformasi ekonomi dinilai menjadi salah satu langkah yang perlu ditempuh untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berkualitas.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, ada lima kebijakan yang menjadi lima pilar utama dalam transformasi ekonomi. 

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan, pemerintah masih sulit turunkan ICOR

Pertama, Darmin mengatakan, diperlukan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah secara masif selama lima tahun terakhir. Dari 233 proyek strategis nasional (PSN), setidaknya terdapat 62 proyek yang diselesaikan. 

“Tema dalam transformasi ekonomi ini mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada. Tentu saja, pembangunan infrastruktur yang belum ada atau belum selesai akan tetap berlanjut,” kata Darmin dalam Seminar Nasional Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju, Jumat (9/8). 

Kedua, pemerintah memperkuat implementas kebijakan pemerataan ekonomi untuk mengatasi faktor ketimpangan. Darmin bilang, salah satunya melalui program Reforma Agraria yang terdiri dari Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), Perhutanan Sosial, dan moratorium serta peremajaan perkebunan kelapa sawit.

Ketiga, meminimalisasi ketergantungan Indonesia terhadap modal asing jangka pendek. “Porsi asing di investasi portofolio kita saja sudah 40%, ini arahnya harus kita buat menurun meski memang tidak bisa secara cepat dan begitu saja karena tetap dibutuhkan,” kata Darmin. 

Dengan menggencarkan inklusi keuangan, Darmin berharap akses masyarakat terhadap sektor dan sistem perbankan makin besar. Lantas, gap antara tabungan dan investasi (saving-investment) bisa menurun. 

Baca Juga: ICOR Indonesia masih tinggi, Menkeu: Kualitas pendidikan dan birokrasi jadi penyebab

Selain itu, untuk menekan kebutuhan terhadap dollar AS dilakukan pengembangan transaksi non dolar antar negara dan mendorong industri penghasil devisa, antara lain industri non migas berorientasi ekspor, pariwisata, serta jasa yang menghasilkan remitansi.

Keempat, dan yang sekaligus menjadi visi besar Presiden Joko Widodo ke depan ialah peningkatan kualitas SDM dan efisensi pasar tenaga kerja. ““Untuk itu, pemerintah telah melakukan intervensi dalam bentuk kebijakan pendidikan vokasi untuk mempercepat investasi SDM yang kemudian dapat mendukung transformasi ekonomi,” lanjut Darmin.

Kelima, pemerintah melakukan konfigurasi investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Berkaca pada ICOR Indoensia saat ini yang tergolong tinggi, menandakan investasi di Indonesia secara makro tidak efisien. Kondisi ini berbeda jauh dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan India yang memiliki ICOR di kisaran 3%-4%. 

Baca Juga: Kejar pertumbuhan lebih tinggi dan merata, Indonesia butuh transformasi ekonomi

Strategi konfigurasi investasi, kata DArmin, diarahkan untuk dapat menurunkan ICOR melalui penurunan suku bunga riil, optimalisasi investasi yang memberikan return lebih cepat dan berorientasi ekspor, efisiensi produksi melalui pengembangan sumber energi murah, pengembangan SDM dan reformasi pasar ketenagakerjaan. Digitalisasi juga ditempuh untuk meningkatkan efisiensi serta optimalisasi aset yang selama ini belum terutilisasi. 

“Kelima pilar transformasi ekonomi tersebut perlu dijalankan dengan memperhatikan sinergi dan dukungan dari seluruh sektor maupun stakeholder di bidang ekonomi agar kemudian dapat memberikan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat,” tutup Darmin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×