kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menko Airlangga Pamer Ketahanan Ekonomi Indonesia Dibandingkan Negara Lain


Selasa, 21 November 2023 / 13:31 WIB
Menko Airlangga Pamer Ketahanan Ekonomi Indonesia Dibandingkan Negara Lain
ILUSTRASI. Fundamental ekonomi Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan negata lain


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa fundamental ekonomi Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan negata lain.

Bahkan, Indonesia termasuk dalam daftar lima ekonomi di dunia yang ketahanan ekonominya masih terjaga. Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan negara China, Meksiko dan Malaysia.

Misalnya saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di angka 4,94% YoY. Airlangga mengatakan, pertumbuhan tersebut didorong oleh industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, konstruksi serta konsumsi domestik yang masih kuat.

"Fundamental ekonomi kita dibandingkan negara lain relatif jauh lebih baik dan Indonesia termasuk top 5 ekonomi di dunia dan ketahanan ekonomi masih resilien," ujar Airlangga dalam acara Indonesia Economic Outlook Seminar 2024, Selasa (21/11).

Baca Juga: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksi Tembus US$ 80 Miliar pada 2023

Tidak hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi, kondisi inflasi di Indonesia juga masih terkendali. Tercatat, inflasi Indonesia pada Oktober 2023 sebesar 2,56% YoY.

"Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil mengembalikan inflasi ke target sasaran," jelasnya.

Selain itu, posisi utang pemerintah juga kurang dari 40%, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang memiliki porsi utang lebih dari 100% PDB negara tersebut.

"Tidak banyak negara yang bisa mengendalikan pertumbuhan, inflasi dan inklusitas ekonomi ini terlihat dari indikator yang baik seperti angka kemiskinan (turun) dan angka penyerapan tenaga kerja yang meningkat," imbuh Airlangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×