kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.718   39,57   0,59%
  • KOMPAS100 968   3,29   0,34%
  • LQ45 753   2,87   0,38%
  • ISSI 213   1,04   0,49%
  • IDX30 391   1,27   0,33%
  • IDXHIDIV20 470   2,24   0,48%
  • IDX80 110   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 128   0,69   0,54%

Menkeu yakin penerimaan pajak tembus Rp 1.110 T


Jumat, 07 Agustus 2015 / 15:09 WIB
Menkeu yakin penerimaan pajak tembus Rp 1.110 T


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro masih optimistis shortfall atau selisih antara realisasi dan target penerimaan pajak tahun ini sebesar Rp 120 triliun.

Pemerintah dalam APBN-P 2015 menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.294,258 triliun. Artinya, Bambang masih optimistis realisasi penerimaan pajak setahun ini bisa menembus Rp 1.100 triliun. “Iya sama (shortfall masih Rp 120 triliun),” kata Bambang dicegat wartawan usai Sholat Jumat (7/8). 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, realisasi penerimaan pajak per 31 Juli 2015 mencapai Rp 531,114 triliun, atau 41,04%. Meskipun realisasi penerimaan pajak selama tujuh bulan pertama belum mencapai separuh dari target, Bambang percaya dengan adanya kebijakan tahun pembinaan pajak, realisasi penerimaan pajak tahun ini bisa mencapai Rp 1.174,258 triliun, atau sekitar 90,72%. 

Adanya tahun pembinaan pajak memungkinkan para penunggak pajak masih bisa membayar kekurangan pajaknya selama lima tahun terakhir ini, hingga akhir tahun. “Jadi tidak harus membayar sekarang. Masih bisa sampai akhir tahun. Yang penting kalau mau bebas denda, bayar di 2015 ini. Kebanyakan membayarnya menuju akhir tahun dan bisa dicicil juga lagi,” kata Bambang. 

Bambang mengakui ada kemungkinan pembayaran pajak bakal menumpuk di akhir tahun. Hal serupa terjadi pula pada tahun lalu tatkala realisasi penerimaan pajak pada semester II lebih tinggi dibandingkan dengan semester I-2014. “Dan memang menumpuknya di akhir (tahun). Kayak (penyerapan) belanja-lah modelnya,” ungkap Bambang. 

Di samping kebijakan tahun pembinaan Sunset Policy yang menyasar penerimaan Pajak Penghasilan (PPh), optimisme juga datang dari perbaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan upaya bersih-bersih faktur bodong. Bambang menambahkan, pemerintah tidak akan menahan restitusi untuk mengejar penerimaan pajak. “Makanya kita bikin kebijakan. Kan kita selalu tekankan penerimaan pajak tahun ini tidak menggantungkan pada pertumbuhan ekonomi semata,” pungkas Bambang. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×