kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Menkeu menolak, Jokowi pantang mundur


Jumat, 30 November 2012 / 20:49 WIB
Menkeu menolak, Jokowi pantang mundur
ILUSTRASI. Pedagang informal mengantre untuk mendapatkan izin saat penerapan karantina nasional sebagai upaya menekan penyebaran virus corona , di Soweto, Afrika Selatan, Kamis (23/4/2020).


Reporter: Fahriyadi | Editor: Cipta Wahyana

JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menerima dengan baik penolakan Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo atas permintaannya agar beban pinjaman megaproyek Mass Rapid Transit (MRT) dibagi dua: 70% ditanggung pemerintah pusat dan 30% Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Ya, kalau ditolak, tak apa, kita memohon jika tidak 70:30 mungkin bisa 60:40. Jadi, akan terus dinegosiasikan," kata Jokowi di Balaikota, Jumat (30/11) petang. Jokowi menegaskan, meski ada pernyataan menolak dari Menkeu, ia tetap akan menemui Agus untuk membicarakan permintaan itu pekan depan.

"Nanti, mungkin saja, diberikan mekanisme 60:40. Tapi, yang jelas, pembagiannya nanti pemerintah pusat harus lebih besar, karena jika tidak, nanti, beban Pemprov berat sekali, yakni beban tiket dan pengembalian investasi sekaligus," tutur mantan Walikota Solo itu. Jokowi menjelaskan, ia meminta agar mayoritas beban pinjaman itu dilimpahkan ke Pemerintah Pusat semata agar PT MRT Jakarta (PT MRTJ) yang melaksanakan proyek ini, secara bisnis, tetap sehat.

Jokowi menambahkan, selain akan bernegosiasi dengan Menkeu, ia juga akan mencoba untuk melakukan negosiasi ulang dengan Japan Investment Cooperation Agency (JICA) sebagai pemberi pinjaman.

Sebelumnya, Jumat (30/11) siang, secara terbuka, Menkeu Agus Martowardojo menyatakan menolak usulan Jokowi yang meminta pemerintah pusat turut mensubsidi harga tiket MRT dengan cara menanggung 70% beban pinjaman proyek tersebut.

Agus beralasan, seharusnya, transportasi publik menjadi prioritas Pemprov. Jadi, semestinya, Pemprov DKI mendorong anggarannya untuk memberikan subsidi bagi transportasi publik.

Agus menilai, sejatinya, usulan Jokowi baik-baik saja. Tapi, Agus khawatir, nantinya, Pemerintah daerah lain menangkap pesan bahwa masalah transportasi publik bukan merupakan prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×