Reporter: Fahriyadi |
JAKARTA. Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) memastikan keputusan menyangkut nasib Mass Rapid Transit (MRT) akan ia ambil di Desember. Kepastian itu sejatinya diambil Rabu (28/11) lalu, namun Jokowi menundanya.
"Ya, segera diputuskan, MRT dan Monorel akan segera kita putuskan tahun ini juga, pada bulan Desember ini kedua proyek itu sudah ada kejelasan," ujar Jokowi saat ditemui di Grand Sahid Jaya Hotel, Jumat (30/11).
Hanya saja, sebelum mengambil keputusan soal MRT, Jokowi ingin ketemu dengan Menteri Keuangan untuk membicarakan beberapa hal.
Jokowi bilang beberapa hal yang membuatnya masih berpikir adalah soal harga per kilometer (km) yang mencapai Rp 900 miliar.
Masalahnya harga tersebut masih tinggi, sehingga akan berdampak pada mahalnya harga tiket MRT. Jokowi memperkirakan, harga tiket tanpa subsidi dari Pemerintah Provinsi akan mencapai Rp 38.000 per penumpang.
Hitung-hitungannya, Pemprov harus memberikan subsidi yang besar agar tiket bisa dijual pada kisaran Rp 8.000-Rp 15. 000 per penumpang. "Saya belum tahu soal besarnya harga tiket itu, tapi seperti di negara lain, tiket MRT itu rata-rata US$ 1," tuturnya.
Jokowi juga akan meminta agar pemerintah pusat meringankan tanggungan biaya MRT. Saat ini, porsinya adalah 58:42 antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Namun, Jokowi hendak meminta agar setidaknya bisa 70:30 sehingga beban Pemprov tidak terlalu berat.
Untuk merealisasikan hal itu, Jokowi ingin membahasnya empat mata dengan Menteri Keuangan Agus Martowardojo.
Setelah bertemu dengan menkeu, baru Jokowi berjanji akan mengumumkan kepada masyarakat secara terang-benderang agar tak ada kesalahpahaman soal MRT.
"MRT positif dilanjutkan dengan berbagai catatan tersebut," katanya.
Soal Monorail, Jokowi hanya mengatakan bahwa keputusan itu akan diambilnya setelah memutuskan proyek MRT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News