kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,99   -4,31   -0.48%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes Proyeksi Puncak Kasus Varian Omicron di Indonesia Terjadi Akhir Februari 2022


Senin, 31 Januari 2022 / 17:10 WIB
Menkes Proyeksi Puncak Kasus Varian Omicron di Indonesia Terjadi Akhir Februari 2022
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa, Covid-19 varian omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi sekali.

Indonesia juga dipastikan akan mengalami puncak penularan dari varian ini seperti negara lainnya. Hanya saja berapa besar kenaikan lonjakan kasus dibandingkan varian delta, Budi belum dapat memprediksi.

Sebelumnya pada puncak lonjakan kasus delta tahun lalu, Indonesia pernah mencapai 57.000 kasus dalam sehari. Adapun berkaca dari negara lain puncak varian omicron dapat dua hingga tiga kali di atas puncak varian delta.

"kita belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai 6 kali dibandingkan puncaknya delta di mana puncaknya delta di Indonesia 57.000 kasus per hari," jelasnya dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Senin (31/1).

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Masa Karantina Menjadi 5 Hari

Namun, Budi menambahkan masyarakat diminta bersiap-siap dengan adanya potensi kenaikan kasus. Ketidakpastian berapa potensi perkiraan kenaikan kasus di Indonesia, lantaran kondisi di negara lain juga belum banyak yang pasti.

Budi memberi contoh misalnya di Afrika Selatan jumlah yang masuk rumah sakit jauh di bawah saat kasus delta. Hal yang sama juga terjadi di Inggris. Namun kondisi berbeda terjadi di Amerika, dimana secara persentasi kasus aktif di bawah delta tetapi secara nominal jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari saat penularan delta.

Demikian juga yang terjadi di Perancis, dimana secara persentasi kasus di bawah delta yang masuk rumah sakit tapi secara nominal kasus sudah sama dengan delta, bahkan masih mengalami tren kenaikan.

"Oleh karena itu yang pertama kami minta tolong tetap waspada, tolong tetap hati-hati. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi. Karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," imbuhnya.

Baca Juga: Varian Omicron Covid-19 Dikhawatirkan Mengganggu Pertumbuhan Ekonomi di 2022

Budi menekankan pentingnya masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Terutama menghindari kerumunan. Mengingat masih banyak ketidakpastian dari kasus omicron. "Kalau bisa lakukan secara mobilitasnya di rumah lebih baik dilakukan di sana, karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan," tegasnya.

Lebih lanjut, Budi mengungkap kasus omicron di Amerika puncaknya sempat menyentuh 800.000 per hari dibandingkan dengan Delta yaitu 250.000 per hari. Kemudian di Perancis puncaknya sampai sekarang masih terus naik dan kini ada di angka 360.000 kasus per hari dibandingkan dengan Delta 60.000 kasus.

Brazil juga masih mengalami kenaikan di kisaran 190.000 per hari dibandingkan dengan puncaknya delta 80.000 per hari. Kemudian di India sekarang 310.000 perhari dibandingkan delta 380.000, dan Jepang 65.000 per hari dibandingkan saat varian delta 25.000 per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×