Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih mengkaji penerapan Kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), yang ditujukan untuk memperkuat keberlanjutan keuangan BPJS Kesehatan sekaligus meningkatkan efisiensi layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, KRIS dirancang untuk menyeragamkan kelas perawatan di rumah sakit.
Dengan skema ini, BPJS Kesehatan akan lebih fokus melayani kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, sementara masyarakat kelas atas dapat memanfaatkan layanan tambahan dari asuransi swasta.
Baca Juga: Menkes: Keuangan BPJS Kesehatan Tak Pernah Sustain, Kenaikan Iuran Perlu Dikaji
“Rencananya kita pakai KRIS supaya BPJS fokusnya di bawah. Ini masih dalam pembahasan dengan BPJS,” ujar Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (13/11/2025).
Untuk memastikan skema combine benefit berjalan baik, Kementerian Kesehatan telah menandatangani kesepakatan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait mekanisme pengawasan.
“Biaya besar biar swasta yang cover, agar BPJS tetap sustain dan seluruh lapisan masyarakat bisa terlayani,” jelas Budi.
Namun, kesiapan fasilitas kesehatan masih menjadi tantangan. Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, mengungkapkan baru 1.580 rumah sakit atau 57,1% dari total mitra BPJS Kesehatan yang memenuhi 12 kriteria KRIS.
Baca Juga: Menkes Dorong Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Berbasis Kompetensi, Tak Lagi Berjenjang
Sebanyak 697 rumah sakit atau sekitar 25,2% baru memenuhi 9–11 kriteria, sementara 341 rumah sakit atau sekitar 12,3% baru mencapai 5–8 kriteria. Ada pula 62 rumah sakit atau sekitar 2,2% yang hanya memenuhi 1–4 kriteria, dan 89 rumah sakit lainnya belum memenuhi standar sama sekali.
“Sebanyak 89 rumah sakit ini akan menjadi perhatian kami,” kata Azhar.
Azhar menambahkan, kendala utama berada pada pemenuhan fasilitas dasar, terutama kelengkapan tempat tidur, ketersediaan outlet oksigen, nurse call, stop kontak, hingga standar kamar mandi.
“Ini masih menjadi momok bagi banyak rumah sakit,” ujarnya.
Selanjutnya: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.707 Per Dolar AS Hari Ini, Mayoritas Asia Turun
Menarik Dibaca: Mapple Finance Menempati Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Ambles
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













