kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menkes Budi Gunadi Dorong Industri Farmasi Kembangkan Obat-obatan Berbasis Plasma


Kamis, 02 Juni 2022 / 14:23 WIB
Menkes Budi Gunadi Dorong Industri Farmasi Kembangkan Obat-obatan Berbasis Plasma
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Dorong Industri Farmasi Kembangkan Obat-obatan Berbasis Plasma


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -    JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan adanya transformasi di teknologi kesehatan, baik teknologi informasi maupun bioteknologi yang menjadi pilar transformasi masif sistem kesehatan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, transformasi sistem ketahanan kesehatan, salah satunya yakni program pembangunan obat berbasis darah atau plasma.

"Pesan saya tolong juga dikembangkan obat-obatan berbasis plasma, albumin, imuno globulin itu kan banyak," kata Budi dalam Kick Off Fasilitasi Change Source Penggunaan Bahan Baku Obat Dalam Negeri, Kamis (2/6).

Budi memberi contoh, seperti Gammaraas yang digunakan sebagai terapi Covid-19 termasuk intravenous immunoglobulin therapy (IVIG). Dimana IVIG merupakan obat yang berbasis plasma yang bahan bakunya seharusnya tersedia di Indonesia.

Baca Juga: Banyak yang pulih, ini cara China kembangkan perawatan efektif bagi pasien corona

"Orang Indonesia tuh 270 juta harusnya kita produsen plasma darah nomor 4 terbesar di dunia gitu kan kira-kira seperti itu. Masa produk IVIG, albumin, yang banyak dipakai pasti semuanya impor itu kan enggak benar," ujarnya.

Ia menyayangkan belum adanya pemaksimalan potensi bahan baku farmasi di Indonesia. Bahkan Budi melontarkan, adanya dugaan mafia yang membuat pengembangan produk obat tersebut belum dilakukan di Indonesia. Padahal potensi bahan baku obat tersebut cukup besar di Indonesia.

"Pasti ada mafia, dia enggak pengen kita bikin pabriknya di sini, sehingga kalau mau dibikin pasti itung-itungannya enggak pernah untung. Itu enggak mungkinlah, saya bekas bankir pasti ada lah hitung-hitungannya supaya bisa bikin itu untung, apalagi kalau negara mau bantu," kata Budi.

Baca Juga: Menkes Minta 50% Hulu Hilir Kebutuhan Obat Dipenuhi dari Dalam Negeri

Maka Budi meminta jajarannya terutama Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk mendorong pengembangan obat-obatan berbasis plasma. Langkah ini agar Indonesia memiliki sistem pertahanan kesehatan untuk obat-obatan tersebut.

Selain pengembangan obat-obatan berbasis kimia dan plasma, Budi juga ingin mulai adanya pengembangan obat-obatan bio similar. Pemerintah akan memastikan membantu mempermudah pengembangan industri obat di sektor tersebut.

Baca Juga: Gudang Penyimpanan Penuh, Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Akan Dimusnahkan

"Kami di Kementerian Kesehatan akan lebih agresif lagi nanti untuk membangun industri obat berbasis bioteknologi ini yang merupakan bagian juga dari transformasi ke-6 kita yaitu transformasi di bidang bioteknologi kesehatan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×