Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang pelanggan transportasi online Gojek, menjadi korban penipuan saat ingin memesan minuman di sebuah outlet di Plaza Senayan.
Pelanggan bernama Agnes Setia menceritakan, peristiwa penipuan tersebut terjadi pada 7 Januari 2020 lalu. Saat itu, Agnes memesan minuman di sebuah outlet di Plaza Senayan melalui layanan Go-Food.
Baca Juga: Ini tanggapan manajemen Gojek soal para driver yang mengancam demo besok
Agnes mengaku mendapatkan driver bernama Adi Yuwarno. Setelah menerima pesanan itu, Agnes mengaku dihubungi driver Gojek yang mengaku tak memiliki uang tunai untuk membeli pesanan Agnes. Selanjutnya, driver Gojek itu menipu Agnes hingga Rp 9 juta.
Saat di konfirmasi oleh kontan.co.id, Agnes mengaku dirinya tidak akan menuntut apa-apa kepada pihak Gojek. "Karena saya tau ini pelakunya hacker bukan dari pihak Gojek sendiri," ujarnya.
Kejadian penipuan itu telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan TBL 181/1/Yan 2.5/2020/SPKT PMJ tertanggal 11 Januari 2020. "Harapan saya melapor ke polisi adalah supaya membantu pihak kepolisian bisa segera menangkap dan memproses para hacker," kata Agnes saat di konfirmasi.
Dia juga mengaku bahwa dirinya melaporkan kepada media. Dengan harapan, bisa membantu create awareness di masyarakat sehingga lebih berhati-hati. "Saya juga mengharapkan pihak Gojek bisa meningkatkan edukasi kepada publik agar bisa meningkatkan keamanan platform ke depanya," ujarnya.
Baca Juga: Tanggapan Gojek terkait desakan YLKI terkait perbaikan sistem pengaduan konsumen
Menurut Agnes, dari pihak Gojek juga sepertinya sudah mencoba mengedukasi kepada publik. "Cuman sepertinya kurang efektif karena dalam 2 minggu saja sudah memakan 3 korban termasuk saya sendiri yang mengungkapkan hal ini ke publik," katanya.
Agnes juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengharapkan ganti rugi, "Tapi kalau dari pihak Gojek memang mau kompensasi ya alangkah baiknya," katanya.
Agnes mengharapkan kepada Gojek agar bisa mengedukasi masyarakat dengan cara yg lebih luas. "Seperti lewat notifikasi dalam aplikasi Gojek, sehingga ketika membuka aplikasi, semua orang langsung bisa melihat dan juga memperketat sistem sehingga mencegah kejadian terulang ke depannya," jelasnya.
Karena kalau hanya melalui email, blog atau media sosial, menurut Agnes kurang mencakup semuanya. Kalau hanya meminta maaf kepada korban dan memutuskan mitra yang terlibat menurut Agnes itu tidak substantial. "Saya ingin tindakan nyata, terukur dan bersifat antisipatif sehingga kami semua bisa tetap percaya dengan Gojek," ujarnya.
Baca Juga: Gojek akan lakukan dua hal ini untuk antisipasi penipuan
Kendati demikian, Gojek menyatakan bahwa tidak akan ada proses ganti rugi kepada Agnes terkait kasus penipuan ini.
VP Region Corporate Affairs Gojek Michael Reza Say mengatakan, dalam peraturannya Gojek hanya memfasilitasi pembayaran melalui metode uang cash, Gopay, dan Paylater. Sementara uang dari rekening Agnes terkuras dengan metode penipuan melalui virtual account.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News