kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menimbang untung-rugi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI)


Kamis, 22 Agustus 2019 / 18:51 WIB
Menimbang untung-rugi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI)
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia kembali menggelontorkan stimulus moneternya dengan memangkas suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Ini kali keduanya BI memangkas suku bunga, setelah Juli lalu juga menurunkan 25 bps.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pemangkasan BI7DRR sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global. Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang dan sejumlah risiko geopolitik makin menekan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca Juga: BI kembali pangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%

Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi non-residensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik.

Pelemahan ekonomi global terus menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. Berdasarkan data Bloomberg harga minyak jenis brent sepanjang semester II-2019 yakni dari akhir Juni hingga Kamis (22/8) pukul 17.16 WIB melemah 9,6% atau berada di level US$ 60,72 per barel pada hari ini.

Untuk merespons dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, berbagai negara melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, investasi diproyeksikan akan meningkat

Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas.

“Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal,” ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (22/8).

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini memandang kebijakan moneter tersebut menandakan optimisme BI kalau The Fed bakal pangkas suku bunga acuannya. Di mana saat ini Fed rate di level 2%-2,25%.

Mikail memandang BI sengaja memangkas BI7DRR guna melemahkan rupiah. Sehingga ekspor Indonesia bisa dioptimalkan. Mengingat China dan beberapa negara emerging market lainnya telah terlebih dahulu pangkas suku bunga.

Baca Juga: Suku bunga BI turun lagi, BRI kian yakin bisa capai target pertumbuhan kredit 12%

Dia menilai jelang pertemuan The Fed, nanti malam waktu Washington, The Fed akan berpidato soal outlook perekonomian AS di acara Jackson Hole. Dari sana bisa terlihat kebijakan suku bunga The Fed untuk September ini.

Di sisi lain, Mikail menambahkan jika BI menahan suku bunga , Indonesia tetap diuntungkan rupiah masih bisa melemah di tengah inflasi yang tetap terjaga rendah. Adapun sampai dengan akhir tahun 2019, Mikail meramal rupiah akan melemah di level Rp 14.400 per dollar AS.

“Sikap BI memang agresif, inilah yang diperlukan Indonesia guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih baik dan mencapai target pemerintah di level 5,2%,” kata Mikail kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8).

Baca Juga: BI pertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik saat pangkas suku bunga

Dari sisi investasi, BI7DRR di level 5,5% menurut Mikail masih kompetitif. Ibaratnya, investor asing tidak punya pilihan lain, sebab tren bank sentral global saat ini memangkas suku bunga acuan. “Apalagi investasi langsung atau penanaman modal, lebih menarik karena bunga kredit rendah,” ujar Mikail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×