Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Apalagi saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0. Sehingga indikasi ketergantian manusia dengan mesin-mesin atau robot semakin terasa. Kata Josua sumber daya manusia belum bisa bersaing dengan negara lain, dalam industri 4.0 pun membutuhkan masih ada tenaga kerja manusia tapi keterampilannya berbeda.
Baca Juga: Sederet Proyek Siap Digarap Radiant Utama Interinsco (RUIS) Semester II 2019
Industri pengolahan memang terbukti dapat menyerap tenaga kerja paling banyak, tapi ada solusinya. Josua menilai salah satu alternatif yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggenjot investasi di sektor jasa lewat industri pariwisata.
Industri pariwisata juga menjadi fokus Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam periode kepemimpinan 2019-2024 yang tereflesikan dalam program 10 Bali Baru. Sehingga, industri pariwisata berpotensi membuka lapangan tenaga kerja yang cukup besar.
Josua mengatakan tetap butuh pelatihan guna mengasah keterampilan tenaga kerja dalam rangka memindahkan buruh pabrik olahan ke pariwisata. “Selain itu, pemerintah juga perlu menyokong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),” kata Josua.
Baca Juga: Makin meluas, 14.000 pekerja Hong Kong akan mogok massal menolak UU ekstradisi
Catatan Josua, industri pariwisata harus selaras dengan pertumbuhan infrastruktur. Sehingga bisa membuat akses menuju kawasan pariwisata lebih mudah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News