kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Mendesa PDT: Ada 400 Perusahaan Dilibatkan Bangun Desa Tertinggal


Kamis, 07 November 2024 / 18:12 WIB
Mendesa PDT: Ada 400 Perusahaan Dilibatkan Bangun Desa Tertinggal
ILUSTRASI. Mendes PDT Yandri Susanto bersiap menghadiri rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/10/2024). Rapat tersebut membahas program kebijakan subsidi pemerintah. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU. Menteri Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) Yandri Susanto bakal memaksimalkan kerja sama dengan swasta dalam membangun desa tertinggal.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) Yandri Susanto bakal memaksimalkan kerja sama dengan swasta dalam membangun desa tertinggal. 

Yandri mengklaim saat ini pihaknya mengantongi setidaknya 400 perusahaan swasta yang ingin terlibat pembangunan desa di Indonesia. Perusahaan ini memiliki ketertarikan dalam mengembangkan potensi dari desa. 

"Kami sudah membuka forum kemarin, dua minggu lalu juga, ada 400 perusahaan CSR yang akan kita libatkan dalam pembangunan, khususnya daerah tertinggal," kata Yandri dalam Rapat Kerja Bersama Komisi V DPR RI, Kamis (7/11). 

Dirinya menyebut peningkatan kerja sama bersama swasta dinilai penting, mengingat terbatasnya anggaran pemerintah untuk berbagai program pengembangan di desa. 

Baca Juga: Alokasi Dana Desa Capai Rp 71 Triliun Tahun 2025, 20% untuk Ketahanan Pangan

Ia juga mengatakan beberapa desa banyak yang berhasil berkembang karena ada dukungan dari pihak luar untuk memaksilakan potensi daerah.

Dia mencontohkan Desa Ngoran di Nglegok, Blitar, yang memproduksi Kendang Jimbe hingga bisa diekspor ke China dengan nilai Rp 17,5 miliar per tahun. Keberhasilan dari desa ini tak luput dari pemberdayaan swasta dari Astra Internasional. 

Contoh lain, Desa Kembangbelor di Mojokerto, Jawa Timur yang berkembang sebagai desa wisata Bernah De Vallei. Desa ini mampu berkembang tanpa mengandalkan uang negara. 

"Mereka menggunakan patungan seluruh kepala keluarga di desa itu sehingga tiap bulan mereka mendapat dividen. Ada yang Rp 1,5 juta, Rp 2 juta per rumah," jelasnya. 

Beberapa hal ini menurutnya menjadi bukti bahwa setiap desa memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Walau demikian memang perlu adanya dukungan bersama termasuk dari pihak swasta. 

"Artinya desa perlu disentuh dengan baik dan sekali lagi ini perlu libatkan swasta," tutupnya. 

Baca Juga: Optimalisasi Dana Desa Belum Maksimal, Meski Penyaluranya Capai Rp 610 Triliun

Selanjutnya: MMS Group Indonesia dan Workday Kerjasama Tingkatkan Efisiensi SDM

Menarik Dibaca: MMS Group Indonesia dan Workday Kerjasama Tingkatkan Efisiensi SDM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×