Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan, kepada seluruh pemerintahan daerah fokus dalam menghadapi fenomena el-nino yang sudah mulai masuk ke Indonesia.
Pasalnya, fenomena ini tidak bisa dianggap enteng, karena selain menyebabkan kekeringan dan gagal panen, juga telah memakan korban jiwa.
Dia mengungkapkan, terdapat enam korban jiwa satu diantaranya anak-anakn dari adanya fenomena ini. Tepatnya terjadi di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca Juga: Sri Mulyani: Perekonomian Global Masih Penuh Ketidakpastian di Paruh Kedua 2023
Enam korban jiwa tersebut meninggal akibat kekeringan ekstrem yang terjadi di daerah tersebut. Mereka meninggal usai mengeluh lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.
“Dampak El Nino khususnya terhadap ketahanan pangan. Saya dapat arahan langsung dari presiden agar dalam rapat koordinflasi daerah sudah terjadi di Kabupaten Puncak. Di sana terjadi kekeringan, gagal panen dan enam warga meninggal di sana. Saya sudah koordinasi dengan gubernur dan bupati memang ada permasalahan supply,” tutur Toto dalam agenda Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah Periode I 2023, Senin (31/7).
Dengan adanya permasalahan tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh gereja dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya di daerah tersebut, demi menjamin pasokan pangan dan kebutuhan lainnya di daerah itu.
Saat ini, pasokan sudah bisa masuk ke sana dan permasalahan ketahanan pangannya sudah bisa diatasi.
Baca Juga: Kemendag Pastikan Indonesia Tetap Dapat Impor Beras dari India
Adapun Kementerian Sosial mencatat bahwa 7.500 jiwa telah terdampak kekeringan imbas fenomena el-nino dan memicu gagal panen. Badai el-nino ini telah terjadi sejak awal Juni 2023. Lumbung penyimpanan bahan pangan pun telah mereka siapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News